Lithuania
Penelitian Brigita Kairiene dan Andrius Sprindziunas berjudul “Social Equality as Groundwork for Sustainable Schooling: The Free Lunch Issue”, dipublikasi di Journal of Teacher Education for Sustainability, vol. 18, no. 1, 2016: 127-139 (DOI:10.1515/jtes-2016-0010), mengemukakan mengenai pentingnya kesetaraan sosial dalam menciptakan pendidikan yang berkelanjutan. Isu makan siang gratis di sekolah digunakan sebagai contoh untuk menunjukkan bagaimana ketidaksetaraan sosial dapat memengaruhi pendidikan siswa.
Kesimpulan penelitian menunjukkan program makan siang gratis dapat menjadi alat yang efektif untuk mengurangi dampak negatif dari ketidaksetaraan sosial dan meningkatkan hasil pendidikan siswa. Namun, program ini harus dirancang dan diimplementasikan dengan hati-hati agar dapat efektif dan berkelanjutan.
Deskripsi | Detail |
Penerima | Semua siswa di kelas 1-4 di sekolah negeri. |
Jenis makanan | Makanan yang disediakan harus memenuhi standar gizi yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Lithuania |
Penyelenggara | Pemerintah daerah bertanggung jawab untuk pengadaan dan penyajian makanan |
Waktu Makan | Makan siang biasanya disajikan antara pukul 12:00 dan 14:00. |
Anggaran | Anggaran untuk program makan siang gratis di Lithuania sekitar €10 juta per tahun. Dana ini digunakan untuk: (1) Membeli bahan makanan, (2) Membayar gaji staf dapur, (3) Membeli peralatan makan, (4) Mengoperasikan kafetaria sekolah. |
Dampak | Program makan siang gratis di Lithuania telah terbukti memiliki dampak positif pada kesehatan dan prestasi belajar siswa. Siswa yang berpartisipasi dalam program ini memiliki: Indeks massa tubuh yang lebih sehat, lebih sedikit masalah kesehatan, dan prestasi belajar yang lebih baik. Program makan siang gratis dapat menjadi alat yang efektif untuk mengurangi dampak negatif dari ketidaksetaraan sosial dan meningkatkan hasil pendidikan siswa. |
Korea Selatan
Penelitian Baeksan Yu, Hyejung Lim, dan Sean Kelly berjudul “Does receiving a school free lunch lead to a stigma efect? Evidence from a longitudinal analysis in South Korea”, dipublikasikan di jurnal Social Psychology of Education (2019) 22:291–319, https://doi.org/10.1007/s11218-019-09485-7 mengungkapkan bahwa penelitian ini tidak menemukan bukti adanya efek stigma yang signifikan atas program Makan Siang Gratis di Korea Selatan.
Status menerima makan siang gratis bagi siswa tidak secara langsung mempengaruhi pencapaian pendidikan rata-rata atau tingkat peningkatan pencapaian siswa selama sekolah menengah.
Penelitian ini bertentangan dengan kekhawatiran sebelumnya tentang efek stigma program makan siang gratis. Temuan ini mendukung pentingnya program tersebut dalam memastikan semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk sukses di sekolah.
Program makan siang gratis di Korea Selatan diperkenalkan pada tahun 1992. Program makan siang gratis pertama kali diimplementasikan pada tahun 2009, dan sebagaimana di Amerika Serikat, dirancang untuk memberikan dukungan nutrisi bagi anak-anak. Pada tahun 2011, program ini telah diimplementasikan di 99 persen sekolah di Korea Selatan, dan diperuntukkan bagi siswa yang kurang mampu secara ekonomi (yaitu di bawah 60% dari pendapatan rata-rata).
Selanjutnya, beberapa kota dengan tingkat kemandirian fiskal yang tinggi dengan cepat bergerak untuk menerapkan program makan siang gratis di sekolah dasar negeri. Dalam siklus pemilu, khususnya di tahun 2010, program makan siang gratis di sekolah secara umum adalah bagian janji kampanye banyak politisi.
Di Seoul, makan siang gratis berhasil diperkenalkan setelah melalui referendum pada bulan Agustus 2011, meskipun ada penentangan dari Walikota Oh Se-hoon yang pensiun tak lama kemudian.
Walikota Seoul yang baru terpilih memprakarsai kebijakan, menghapus kriteria pembatasan pendapatan bagi penerima manfaat, dan diperuntukkan untuk semua sekolah dasar negeri mulai musim gugur 2011, dan diperluas ke semua sekolah menengah Seoul pada tahun 2015.
Adapun implementasi di seluruh Korea Selatan secara keseluruhan, pada tahun 2016, yaitu di 95,6 persen sekolah dasar, 78,3 persen sekolah menengah, dan 14,3 persen sekolah menengah atas telah mengadopsi ketentuan makan siang gratis.
- Nama program: Universal School Free Lunch Program
- Penyelenggara: Pemerintah daerah bertanggung jawab untuk pengadaan dan penyajian makanan. Sekolah dapat bekerja sama dengan perusahaan katering untuk menyediakan makanan.
- Waktu Makan: Makan siang biasanya disajikan antara pukul 12:00 dan 14:00.
- Anggaran: sekitar ₩1 triliun (sekitar Rp10 triliun) per tahun.
Amerika Serikat
Dalam penelitian Baeksan Yu, Hyejung Lim, dan Sean Kelly di atas ini juga disajikan informasi berbagai negara yang telah menerapkan program Makan Siang Gratis, seperti program makan siang di Amerika Serita melalui program yang bernama “National School Lunch Program (NSLP)” yang telah diimplementasikan sejak tahun 1946 yang bertujuan sebagai “safeguard the health and well-being of the nation’s children and to encourage the domestic consumption of nutritious agricultural commodities and other food products”.
Pada penelitian lain karya Karen Weber Cullena and Tzu-An Chen, dengan judul “The contribution of the USDA school breakfast and lunch program meals to student daily dietary intake”, dipublikasikan di Jurnal Preventive Medicine Report, 2017, 5: 82–85. DOI: 10.1016/j.pmedr.2016.11.016, disebutkan bahwa National School Lunch Program (NSLP) di Amerika Serikat diimplementasikan pada tahun 1946, yang dibentuk pada masa pemerintahan Presiden Harry S. Truman.
NSLP saat ini beroperasi di lebih dari 100.000 sekolah negeri, sekolah swasta nirlaba, dan lembaga perawatan perumahan. Program ini menyediakan lebih dari 5 miliar makan siang murah dan gratis per tahun kepada siswa yang memenuhi syarat, dengan tujuan memastikan makanan bergizi bagi anak-anak yang mungkin tidak memiliki akses terhadap pola makan yang layak.
Pada tahun 2012, layanan ini melayani lebih dari 31 juta anak per hari. NSLP didanai oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat atau United States Department of Agriculture (USDA) dan dikelola oleh Departemen Pendidikan Negara Bagian dan lokal.
Menurut laporan USDA tahun 2021: Secara keseluruhan, belanja program bantuan pangan dan gizi pada tahun fiskal (TA) 2021 (1 Oktober 2020 hingga 30 September 2021), mencapai jumlah tertinggi dalam sejarah, yaitu sebesar $182,5 miliar, terutama pada masa pandemi.
Brasil
- Nama program: The National School Feeding Program (PNAE—Programa Nacional de Alimentação Escolar), berdiri sejak 1955, merupakan salah satu program sosial terbesar di dunia. Program ini menyediakan makanan bergizi bagi lebih dari 42 juta siswa, menjadikannya jaring pengaman vital dalam memerangi kelaparan dan mendukung pendidikan di negara tersebut.
- Cara pemberian: Pemerintah menyediakan makanan yang dimasak di dapur sentral dan didistribusikan ke sekolah-sekolah.
- Alokasi anggaran: Pemerintah mengalokasikan dana sekitar R$ 3,5 miliar per tahun untuk program ini.
India
- Cara pemberian: Pemerintah menyediakan makanan yang dimasak di dapur sekolah dan disajikan kepada anak-anak.
- Alokasi anggaran: Pemerintah mengalokasikan dana sekitar ₹100 miliar per tahun untuk program ini.
Inggris
Meskipun program makan siang gratis di sekolah Inggris baru mendapatkan momentum dalam beberapa tahun terakhir, sejarahnya dapat ditelusuri sejak tahun 1906. Pada saat itu, Act of Parliament memungkinkan otoritas lokal untuk menyediakan makanan bagi anak-anak yang “tidak mampu”. Namun, program ini tidak bersifat universal dan hanya tersedia di beberapa daerah.
Pada tahun 2018, pemerintah Inggris meluncurkan program makan siang gratis. Pemerintah menyediakan dana untuk sekolah-sekolah di Inggris guna program makan siang gratis kepada semua anak di kelas 1 dan 2. Program ini kemudian diperluas hingga kelas 3 pada tahun 2021.
Uni Eropa
Anne-Catherine Guio mempublikasikan penelitian dengan judul “Free school meals for all poor children in Europe: An important and affordable target?”, jurnal Children & Society, 37 (2023):1627–1645. https://doi.org/10.1111/chso.12700. Ia merinci penerapan program Makan Siang Gratis di negara anggota Uni Eropa.
TABLE 1. Free full school meals provision in EU Member States.
Universal free meals (at least at some ages) | Estonia, Finland, Lithuania, Latvia, Sweden |
Targeted free meals across the whole Member State | Cyprus, Czechia, Germany, Hungary, Luxembourg, Malta, Portugal, Slovakia, Slovenia, Spain |
Subsidised meals and/or free meals not covering the whole Member State | Austria, Belgium, Bulgaria, Greece, France, Croatia, Ireland, Italy, Poland, Romania |
No provision | Denmark, Netherlands |
TABLE 2. Selection criteria of free school meal provision in EU Member States.
Universal free meals (at least at some ages) | |
Finland | Free for all pre-school and primary school pupils as well as high school and vocational primary education students receive free school meals |
Sweden | Free for all primary and secondary compulsory pupils (there is also generally provision for young people aged 16–19 in gymnasiums) |
Estoniaa | Free for all children in grades 1–12 and in vocational schools |
Latvia | Free for first to fourth grade students. Many municipalities also provide free meals for older students |
Lithuania | Free for pre-primary and first-grade pupils |
Targeted free meals | |
Cyprus | Free in all-day primary schools (a minority of primary schools) for pupils who live in households that receive Gross Minimum Income, children of asylum-seekers, unaccompanied migrant children, and children under the guardianship of the state (Social Welfare Services), children in households in which a member has a severe disability, health problem (Kantaris et al., 2020) |
Czechia | Free for low-income children aged 3–15 (receiving minimum income), if schools participate in the funding scheme |
Germany | Lunch is provided only in all-day schools, mostly subsidised. Can be reimbursed, as part of the education and participation benefits (if they apply for these benefits) if low-income households with children with basic income support for jobseekers, social assistance, asylum seekers benefits or supplementary child benefit or housing benefit (under the Child Benefit Act) |
Hungary | Free in primary school (50% reduction in secondary school) for children receiving the regular child protection benefit or in foster care |
Luxembourg | Price depends on household income. Free for children living in a household receiving the minimum income or to children identified by local social office as ‘experiencing precariousness or social exclusion’ |
Malta | Free (only in state schools) for children in low-income household, student/ parent/ sibling suffering from terminal or chronic mental health illness; student experiencing neglect due to family difficulties, domestic violence or substance abuse; and refugee status/asylum-seeker/subsidiary temporary protection. |
Portugal | Price depends on household income. Free for children living in low-income household (first income band of child benefit) or with disabilities |
Slovakia | Free for children living in low-income household in primary schools and all children in the last year of pre-school education |
Slovenia | Free for children living in low-income household |
Spain | Targeting practices vary between autonomous communities and two autonomous cities. May be free for children living in low-income household, children in foster care, children in households suffering from gender-based violence, victims of terrorism, unaccompanied minors, disabilities |
Subsidised meals and/or free meals not covering the whole Member State | |
Austria | New scheme providing free school meals on a targeted basis in Vienna primary schools |
Belgium | Pilot project in the French-speaking community targeted at the most disadvantaged schools (only pre-primary level) |
Bulgaria | Bulgarian Red Cross project for low-income children (7–18) in targeted schools in 24 districts (schools-based targeting in some areas and individual targeting in others) |
Greece | Government scheme in 992 (out of 4449) selected primary schools in 74 out of 332 municipalities of the country & private pilot DIATROFI scheme in 73 schools in vulnerable socio-economic areas |
France | Free in around 50 municipalities (out of 35 000). Price depends on income in most large towns. Single meal price elsewhere. As part of the 2017 poverty action plan, local authorities offering a progressive price scale with price segments equal to or below €1 can benefit from a state contribution |
Croatia | Targeting practices vary across the country. May be free for beneficiaries of social assistance, unemployed parents, children of disabled people from the Croatian Homeland War, children of deceased Homeland War defenders |
Ireland | Government scheme in 890 schools, selected on the basis of a number of community characteristics, such as the concentration of unemployed households, households in local authority housing, traveller families, or large households |
Italy | Various different arrangements across different regions and municipalities |
Poland | Free for children living in low-income household. In practice that there are caps on what proportion of children in each school are eligible |
Romania | Pilot programme in 150 selected schools in 2020–2021 |
TABLE 3. Finance needed yearly to provide a free school meal to all At-risk-of-poverty (AROP) children (€).
Total cost for AROP children, current quality, school days (including half days) (column 1) in Euro | Total cost for AROP children, current quality, five days per week, whole year (261 days in total) (column 2) in Euro | |
---|---|---|
Belgium | 168 714 000 | 241 947 000 |
Bulgaria | 40 870 533 | 59 730 533 |
Czechia | 24 593 400 | 34 229 400 |
Denmark | 59 954 917 | 78 241 167 |
Germany | 530 227 586 | 767 955 189 |
Estonia | 0 | 1 898 000 |
Ireland | 80 388 000 | 120 460 560 |
Greece | 133 765 330 | 204 787 824 |
Spain | 336 546 875 | 501 935 625 |
France | 989 544 600 | 1 594 266 300 |
Croatia | 20 353 169 | 36 607 376 |
Italy | 1 339 996 667 | 1 748 695 650 |
Cyprus | 6 915 456 | 10 484 544 |
Latvia | 1 738 080 | 3 651 264 |
Lithuania | 7 578 218 | 15 045 692 |
Luxembourg | 4 939 500 | 7 242 750 |
Hungary | 6 612 480 | 9 641 661 |
Malta | 4 743 750 | 7 503 750 |
Netherlands | 159 117 116 | 219 733 160 |
Austria | 126 849 600 | 183 931 920 |
Poland | 124 180 815 | 172 399 961 |
Portugal | 3 752 499 | 5 935 772 |
Romania | 230 028 034 | 359 106 900 |
Slovenia | 0 | 2 016 000 |
Slovakia | 21 997 896 | 33 662 940 |
Finland | 0 | 5 920 000 |
Sweden | 0 | 21 995 000 |