Riset

Faktor dan Efek Poligami Bagi Anak

Illustrasi: block404.blogspot.com

Poligami sebagai fenomena sosial tidak hanya terjadi di Indonesia. Dalam sebuah penelitian komprehensif yang dilakukan oleh Elbedour dkk (2002-2007) menyebutkan bahwa poligami terjadi juga di 850 masyarakat di seluruh dunia, mayoritas dipraktekkan di etnis Non-Western dan dalam agama tertentu. Pernikahan poligami terbanyak terjadi di Afrika dan Timur Tengah.

Poligami dianggap sebagai perkawinan yang sah di antaranya di Aljazair, Chad, Ghana, Benin, Kongo, Gabon, Togo, Tanzania, Arab Saudi, dan Israel. Bahkan, poligami mencapai angka 20-50% dari total jumlah perkawinan yang ada di Afrika. Adapun di Kuwait jumlah populasi poligami mencapai 13% dari semua pernikahan yang ada.

Faktor pernikahan poligami:

1. Dalam budaya Arab Badui dan Israel pernikahan poligami berbentuk “exchange marriage (pernikahan pertukaran)”, yaitu di mana 2 pria bertukar adik atau kakaknya untuk dinikahi. Misal A punya adik B, dan C punya adik D. Maka A menikahi D dan C menikahi B. Jika salah satu dari pria itu kemudian memiliki istri kedua maka pria satunya pun merasa harus memiliki istri lagi.

2. Ada juga alasan demografis untuk poligami, yaitu keinginan untuk meningkatkan jumlah anak, di mana tingkat kematian anak di suatu daerah tergolong tinggi dan di mana ada lebih banyak wanita daripada pria usia kawin.

3. Di banyak daerah, poligami dipandang sebagai cara untuk menjamin keamanan sosial ekonomi keluarga dan stabilitas, yaitu kemampuan untuk memberikan keamanan bagi orang tua di usia tua. Semakin tinggi jumlah anak-anak, lebih ekonomis lagi orang tua di masa tua.

4. Dari faktor agama, poligami juga terjadi di hampir semua agama. Hanya saja umumnya pemeluk agama Islam lebih banyak mempraktekkan Poligami dibanding yang lain. Di Nigeria bahkan 98% poligami adalah Muslim. Dalam penelitian yang lain, persentase pernikahan poligami di dunia adalah: Muslim 43%, Katolik 25%, Protestan 24%, dan yang tidak ada afiliasi keagamaan 39%.

5. Dari faktor lingkungan, sekira 25% wanita yang dinikahi untuk poligami tinggal di daerah perkotaan, dan sekira 32% tinggal di masyarakat pedesaan.

6. Dari faktor pendidikan, di Afrika misalnya umumnya poligami dipraktekkan oleh masyarakat yang berpendidikan rendah. Bahkan, mayoritas wanita yang dipoligami adalah yang tidak memiliki pendidikan formal.

Secara lebih khusus, berikut adalah hasil penelitian mengenai Efek Poligami bagi Anak, sebagai bahan pertimbangan moral:

1. Penelitian yang dilakukan oleh banyak peneliti menunjukkan bahwa anak-anak dari keluarga poligami lebih banyak mengalami dampak dari akibat konflik perkawinan dibanding yang monogami, seperti kekerasan dalam keluarga dan kenakalan anak.

2. Perselisihan memiliki efek langsung pada status kesehatan mental anak-anak. Dalam sebuah studi pada anak usia 8 sampai 18, perilaku anak yang tidak dapat dikendalikan 11%-nya dipengaruhi oleh konflik perkawinan dan tidak efektifnya peran orangtua akibat poligami.

3. Gangguan perkembangan anak-anak yang diakibatkan oleh perkawinan poligami adalah sebagai berikut: miskin kompetensi sosial, stress, miskin prestasi sekolah, serta kenakalan dan brutalitas.

4. Konflik perkawinan poligami juga cenderung mengganggu efektivitas orangtua dalam keterlibatan mendidik anak. Anak-anak yang mengalami konflik perkawinan yang intens cenderung menggunakan perilaku agresif yang berlebihan sebagai sarana pemecahan masalah, menunjukkan pola bermusuhan dalam berinteraksi dengan teman, dan dapat dipaksa untuk melawan orang tua yang lain (yang bukan ibu kandungnya).

Lantas, kalau sudah begini, apakah masih harus ada keinginan untuk poligami?

Disarikan dari hasil penelitian:
Salman Elbedour, Anthony J. Onwuegbuzie, Corin Caridine, and Hasan Abu-Saad (2002, 2005, dan 2007). “The Effect of Polygamous Marital Structure on Behavioral, Emotional, and Academic Adjustment in Children:A Comprehensive Review of the Literature“, dipublikasikan dalam Jurnal Clinical Child and Family Psychology Review, Vol. 5, No. 4.

**[harja saputra]

Blogger | Serverholic | Empat Anak | Satu Istri | Kontak: [email protected]

Subscribe to our newsletter

Sign up here to get the latest articles and updates directly to your inbox.

You can unsubscribe at any time
Subscribe
Notify of
guest
15 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
ruli
ruli
12 years ago

pak. jika bisa kirimi saya buku yg membahas tentang dampak poligami terhadap anak.
@[email protected]
terimakasih 🙂

Saputra
12 years ago

Kalo buku blm ada, adanya jurnal internasional english. Kalo mau saya email. Gmn?
Thx

ruli
ruli
12 years ago

iyaa mau., trimakasih sebelumnya pak:) ini sangat membantu skripsi saya.

Saputra
12 years ago

Saya udah 3 kali coba kirim email kmrn pas komentar yg pertama tapi kembali lagi terus emailnya ke email yg dikasih. Ada alamat email lain…?

ruli
ruli
12 years ago

maaf pak, coba [email protected]

ruli
ruli
12 years ago

sudah saya terima,, terimakasih pak ini sangat membantu 🙂

hilal
hilal
10 years ago

pak bleh bsa krmi jurnal ke email saya g pak .. saya lgi btuh bngt mksh pak

Warsono
9 years ago

Waah data jumlah poligami tdk terpercaya… Masa muslim 43%… Ini data ngawur… Perkiraan saya sekitar 2% saja…

Mukena
8 years ago

kalo data hasil wawancara narasumber gmana cara ngolahnya?

Noor
Noor
8 years ago

Pak, boleh minta jurnal tersebut? saya juga lagi butuh. Terima kasih.

Harja Saputra
Harja Saputra
8 years ago

@Noor: Sudah saya email.

Susi mustika
Susi mustika
8 years ago

Pak tolong kirimi juga ke email saya. Thx , [email protected]

Saputra
8 years ago

@Susi: Sudah saya email.

Amoorea
8 years ago

terimakasih atas penjelasannya, ini jadi referensi dan langsung di bookmark. sukses selalu

amoorea sabun
8 years ago

terimakasih ulasannya pak, menjadi perhatian ini buat saya