Uji nyali di kuburan? Wah, ide yang menarik. Lumayan untuk mengasah keberanian.
Berawal dari share artikel portal berita nasional (02/05/2013) yang diposting oleh Om Didiet di FB mengenai uji nyali di kuburan Jeruk Purut. Tempat ini dikenal sebagai tempat angker, bahkan sampai ada filmnya segala: “Hantu Jeruk Purut”. Muncul ide gokil untuk uji nyali di tempat yang sama tapi pada waktu yang lebih seram: Malam Jumat. Ya, malam jumat dipercaya oleh banyak orang sebagai malam yang paling menyeramkan. Pas sudah.
Malam Jumat, sekitar pukul 23.30 WIB kami bertiga (Om Didiet, saya, dan om Arif) berangkat menuju Jeruk Purut. Awalnya saya pikir pemakaman itu akan sepi, tapi ternyata sesampainya di sana banyak orang yang ber-malam jumat. Terlihat beberapa kelompok anak muda berkumpul menunggu giliran diantar oleh penjaga kubur, Pak Oo namanya. Diantar menuju tempat yang terkenal paling angker, yaitu di bawah pohon benda. Pohon ini, menurut Pak Oo, tempat berkumpul dari para makhluk halus.
Kelompok pemuda dari Jatinegara yang saya ajak ngobrol mengaku jauh-jauh sengaja datang ke tempat itu untuk tujuan yang sama: uji nyali. Ingin melihat penampakan makhluk halus. Tapi, menurut mereka, ketika diantar ke bawah pohon benda yang gelap tak ada yang kuat lama. Ada yang melihat genderuwo dan wujud lainnya. Wah, belum juga mencoba, sudah dapat informasi menyeramkan.
Sambil menunggu giliran diantar oleh penjaga kuburan, Om Didiet mengajak makan dulu Siomay yang kebetulan berdagang di tempat itu. Tiga mangkooook cooooy tarikannya om Didiet…laper mungkin beliau habis mittiiing soalnya.
Pak Oo terlihat sudah selesai dengan kelompok pemuda yang ingin diantar ke tempat angker. Kami menghampirinya untuk mengutarakan kedatangan kami. Bukan untuk tujuan apa-apa: hanya uji nyali dan membuat reportase ala blogger. Meminta izin pada penjaganya dululah singkatnya. Disebutkan juga bahwa kami ingin foto-foto. Diizinkan olehnya. Bahkan disarankan pakai kamera infrared. Wah, si bapak mengerti fotografi juga ternyata. Kamera infrared, kebetulan kami pun bawa. Sudah disiapkan sejak dari rumah.
“Nanti om jam 02.00 kita ke tempat pohon benda itu”, kata Om Didiet.
“Lho kenapa harus jam 02.00?”, tanya saya.
“Feeling aja (semacam ada yang membisiki)”, jawabnya.
Mas Arif sejak datang ke tempat itu sampai pulang terlihat tak banyak bicara. Ternyata Om Didiet bilang, noh Mas Arif bisa “melihat”. Melihat apa? Ya penampakan. Tapi saya sendiri, entah bagaimana, belum melihat penampakan apapun.
Om Didiet lantas mengajak ke lokasi kumpulan kuburan di sebelah kiri yang terlihat gelap. Hanya diterangi sinar bulan yang muncul separo. Berjalan menyusuri jalan setapak dan tiba di sebuah pohon rindang. Tiba-tiba mas Arif berhenti. Tak mau melangkah lagi.
“Lho kenapa Mas Arif diam aja”, tanya saya. Om Didiet tertawa saja.
“Ga mau ah kesitu”, jawabnya. Ditanya kenapa alasannya tak mau juga menjawab.
Om Didiet lantas menjelaskan. Itu di bawah pohon ada yang seram. Apaan yang seram? Tak menjawab juga dia. Sementara saya tidak melihat apapun. Hanya siluet pohon rindang.
“Cepat siapkan kamera infrared. Tembak ke arah pohon itu!”, perintah om Didiet. Saya pun langsung menyiapkan. Segera ambil posisi, pasang tripod dan kameranya. Preeet…preeett..ada beberapa frame yang diambil. Ini salah satu frame yang diambil.
Hasil jepretan di tempat angker Jeruk Purut (harjasaputra)
Gimana melihat ada penampakan? Tidak ada kan? Iya, tak tertangkap kamera. Meskipun infrared. Ada juga bayangan om Didiet agak jauhan, tepat di bawah pohon. Wah, kayaknya itu penampakannya…
Om Didiet lantas pergi sendiri menuju pohon besar satu lagi yang agak jauh, katanya ada yang memanggil. Agak lama. Entah apa yang didiskusikan antara makhluk halus dengan om Didiet. Asal jangan minta saya saja. Tak lama Om Didiet menghampiri, katanya sudah selesai diskusinya.
“Mas Arif, katanya tuh ada yang mau ikut kamu. Perempuan di sana”, kata om Didiet.
“Nggak mau”, jawab mas Arif. Ternyata kata mas Arif, itulah kenapa dia tidak mau melangkahkan kaki tadi. Sementara saya masih penasaran, karena belum melihat apa-apa.
Setelah beberapa lama diam di sisi kiri pemakaman Jeruk Purut, kami kembali ke tempat awal berkumpul. Sambil menunggu jam 02.00 disempatkan jepret-jepret obyek lain. Barangkali aja dapat penampakan.
Di saat kami berfoto-foto Pak Oo datang dan menjelaskan bahwa ada yang baru dikuburkan tadi siang. Sambil menunjuk tempat di mana tadi kami ke sana. Ke tempat yang Mas Arif tak mau melangkahkan kaki lagi.
“Woalaah..pantesan tadi ada perempuan yang mau ikut sama ente rif”, ujar Didiet.
Waktu sudah menunjukkan pukul 02.15. Tiba saatnya untuk menghampiri pohon benda angker. Dengan diantar Pak Oo, dengan ramah dan gaya bicaranya yang khas Betawi, menjelaskan banyak hal. Termasuk berbagai pengalaman orang-orang yang diantarnya menuju tempat tersebut. Cerita-cerita menakutkan.
Tiba di pohon Benda tidak lama, karena jaraknya dekat dengan jalan utama. Pak Oo lalu beranjak pergi lagi. Tidak menunggui sampai selesai, karena Om Didiet meminta untuk ditinggalkan, biar Pak Oo bisa mengantar pengunjung lain ke spot-spot angker yang ada di tempat itu.
Om Didiet tiba-tiba terlihat seperti cape melihat ke pohon besar di hadapannya. Ia menundukkan kepala. Memegang kening. Entah tak kuat memandang atau apa. Lantas duduk dan membelakangi pohon itu. Mas Arif hanya berdiri tak beranjak sedikit pun dari tempatnya. Diam seribu bahasa.
“Jangan dilawan oom, santai aja. Biarkan”, ujar Arif ke Didiet.
“Gimana ga dilawan dia berusaha masuk nih ke saya”, jawabnya.
Ah, entah apa yang dilihat oleh mereka berdua yang pasti saya tak melihat apapun. Masih gelap dan tampak siluet pohon besar. Jepret satu frame dapat, berharap dapat melihat apa yang mereka lihat. Ini foto infrarednya:
Pohon benda yang katanya tempat berkumpul makhluk halus (harjasaputra)
Tak ada penampakan yang berhasil dilihat. Atau mungkin butuh waktu lebih untuk melihat foto-foto yang berhasil diambil.
Kami agak lama di tempat itu. Bergiliran antara saya dan Om Didiet mengambil foto-foto di tempat itu. Memotret bulan menjelang pagi di sela-sela pepohonan besar hingga membentuk framing. Memang tujuannya untuk moto-moto kan. Jadi jangan disia-siakan.
“Ga berasa apa ente Rif, kita moto-moto ditimpukin terus nih sama yang belakang”, ujar Om Didiet ke Arif. Saya tengok ga ada apa-apa. Nakut-nakuti saya doang kali nih mereka berdua. Saya sama sekali belum merasakan atau melihat apa-apa. Jadi santai saja moto-moto.
Akhirnya disudahilah petualangan uji nyali di Jeruk Purut karena waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 WIB. Mas Arif mau kerja takut kesiangan.
Tapi ada yang aneh. pada saat hendak pamitan ke Pak Oo dan melewati tempat agak lapang dekat tembok yang memisahkan komplek pekuburan dengan rumah penduduk, Om Didiet minta cepat-cepat mengambil foto. Saya pun langsung jepret-jepret beberapa frame. Lampu pekuburan yang ada dekat saya saat moto tiba-tiba padam. Nah, bener kan, kata Om Didiet.
Kesimpulannya: ada orang yang bisa lihat makhluk halus atau mungkin lebih tepatnya jin, dan ada juga orang yang tak bisa melihat. Tergantung dari keyakinan dirinya.
Wallahu A’lam. Wassalamu’alaikum ya ahlal kubur. Kami pergi dulu ya..**[harjasaputra]
Ini foto-foto di kuburan Jeruk Purut:
{gallery}JerukPurut{/gallery}
kang harja aya2 wae… biasana mun teu di goda mah nyaeta saderek na hahahah