Gedung Putih (The White House) ternyata tidak hanya ada di Washington DC, AS, tetapi ada kembarannya di Taliwang, Kab. Sumbawa Barat (KSB). Ia merupakan salah satu ikon pariwisata dan budaya masyarakat Sumbawa Barat. Gedung yang berada di salah satu sudut Komplek Kemutar Telu Center (KTC) ini sering dipanggil dengan “Gedung Putih”-nya Sumbawa Barat. Kini, gedung tersebut bernama “Graha FITRAH”, nama yang diberikan oleh bupati sesuai dengan slogan “Fitrah” (suci, bersih) sebagai misi dari pembangunan di wilayah KSB.
“Gedung Putih” a la Taliwang, Sumbawa Barat
Graha FITRAH mirip gedung putih karena bupati KSB begitu terobsesi dengan model arsitektur gedung-gedung yang ada di Washington DC. Gedung ini terdiri dari 4 (empat) ruang utama yaitu: 1 (satu) ruang kerja Bupati, 1 (satu) ruang kerja Wakil Bupati, 1 (satu) ruang sidang, dan 1 (satu) ruang tunggu.
Gedung Putih Sumbawa Barat ini terlihat sangat megah. Dilengkapi dengan eskalator dan lift yang mungkin sangat jarang ditemukan di kantor-kantor bupati di daerah lain. Tidak hanya itu, pada bagian atas terdapat helipad untuk mendarat helikopter. Entah helikopter siapa diperuntukkan helipad itu. Apakah bupati punya helikopter sendiri atau untuk para petinggi Newmont, yang pasti dari profile resminya tertulis bahwa helipad ini dapat dipergunakan setiap saat dan untuk mengantisipasi jika ada kunjungan baik dari Pemerintah pusat maupun dari pihak lain pada saat musibah banjir.
Kemutar Telu Center
Membahas Gedung Putih Sumbawa Barat tidak bisa lepas dari konsep komplek “Kemutar Telu Center” sebagai pusat peradaban KSB. Kemutar Telu artinya “Tiga Daerah Kerajaan” (de drie vasalstaten), merujuk pada tiga daerah kerajaan Sumbawa (Samawa) yaitu daerah Taliwang, Seran (Seteluk), dan Jereweh.
Awalnya, bukan Kemutar Telu tapi Kemutar Empat (de vier kamutar-landen), di mana daerah Selaparang (Lombok) pada masa lalu termasuk juga ke daerah kerajaaan Sumbawa. Namun, setelah Selaparang ditaklukkan oleh Kerajaan Karangasem Bali pada tahun 1641, maka yang tertinggal hanya 3 daerah saja yang dikuasai Kerajaan Sumbawa. Maka, dikenallah istilah “Kemutar Telu”.
Kemutar Telu sebagai pusat peradaban Kabupaten Sumbawa Barat sebagai kabupaten baru hasil pemekaran dari Kab. Sumbawa 8 tahun lalu adalah upaya kembali pada sejarah, yaitu untuk kembali pada zaman bersinarnya Kerajaan Sumbawa pada masa lalu. Kini, Kemutar Telu dijadikan pusat yang disebut Kemutar Telu Center (KTC), pusat pemerintahan dan juga pusat budaya.
KTC terdiri dari delapan sudut dan dibangun di atas tanah seluas 48,2 ha. Jika dilihat dari udara bentuknya menyerupai bintang segi delapan. Bintang segi delapan ini mengacu pada filosofi kejayaan Islam pada masa Cordova. Cordova merupakan ibukota Spanyol, karena Islam di negara itu sempat berjaya sekitar 800 tahun. Bintang segi delapan juga berarti bahwa masyarakat Sumbawa Barat sangat terbuka dengan dunia luar.
Di sebelah Barat KTC searah kiblat adalah masjid Darussalam sebagai pusat dari seluruh gedung yang ada. Ini jelas menunjukkan bahwa pusat semua aktivitas adalah kembali pada nilai-nilai moral agama. Mesjid Darussalam juga berdiri sangat megah. Dengan bangunan 3 lantai: lantai dasar untuk tempat parkir yang sangat luas layaknya tempat parkir di mall-mall, lantai 2 dan 3 untuk aktivitas shalat, pengajian, dan aktivitas keagamaan lain.
Arah linear yang berhadapan dengan masjid Darussalam di antaranya Graha Praja (Gedung Administrasi/Gedung Sekda), Graha Fitrah (Gedung Bupati) dan Tugu Syukur yang berdiri di tengah-tengah KTC sebagai monumen untuk mengingatkan rasa syukur pada Tuhan atas semua anugerah pada masyarakat Sumbawa Barat.**[harjasaputra.com]
Foto-foto dapat dilihat di bawah ini:
{gallery}KTC{/gallery}