Di Facebook dapat notif dari Om Widianto H. Didiet, seorang kawan “pengamat” film (karena hobi dia memang mengamati film, iyalah kalau tidak diamati gimana mau ditonton) dan ditanya: “bagaimana tadi setelah nonton Batman vs Superman?”. Saya jawab, “Nilai dari ane 5.8. Gak seruuu!”
Batman vs Superman di IMDB sendiri dapat rating 7.7, menurut saya sendiri itu ketinggian, karena tidak ada yang istimewa dari film ini. Tidak sepadan dengan animo para pecinta film yang sangat besar hingga jauh-jauh hari tiket ini sudah banyak dipesan. Kursi di bioskop terisi semua. Dari tujuh ruang bioskop di Cinere Bellevue empat ruang bioskop diputar film itu semua. Bayangkan tuh..!
Animo yang sangat besar dan pas ditonton isinya cuma menyaksikan “Rambut Superman yang Tahan Badai!” Haddeeeeeh..gak banget deh. Sampai anak saya bilang setelah nonton film itu:
“Itu golf rambut Superman hebat banget. Dibanting-banting sama Batman tapi rambutnya tetap rapi. Pakai Gel merek apa ya..”
“Supermannya jelek sekarang, gak ada poni kriwilnya”..:v :v
Cuma itu kesan dari anak saya. Biasanya dia nyerocos nyeritain film yang sudah ditonton kalau memang bagus, tapi giliran setelah nonton film ini langsung tidur dia di sepanjang jalan. So simple bagi saya untuk menilai film.
OK, cukup keluh-kesahnya. Serius dikit. Film superhero garapan Zack Snyder yang dibintangi Henry Cavill dan Ben Affleck ini dari segi kualitas gambar pun sangat mengganggu mata. Noise-nya itu lho gak nahan. Kalau kata Om Didiet “Kayak hasil kamera Nikon lama”. Beda dengan kualitas film-film lain yang sangat jernih meskipun adegan film di malam hari.
Alur cerita dari awal sampai akhir sempat membingungkan. Menit pertama hingga menit 40 saya sempat boring, karena alur film ini loncat-loncat. Seakan merangkum sekian banyak cerita komik Superman dalam satu film. Terlalu dipaksakan.
Belum lagi hadir sosok Wonder Woman, si superhero yang seksi abis, dan tidak ada benang merahnya sama sekali dengan alur cerita. Film ini seakan hanya jembatan untuk film selanjutnya yang mungkin akan menampilkan reuni para superhero dalam satu film. Mungkin lho ya..who knows. Kalau alurnya begitu apa bedanya dengan film The Avengers.
Selain itu, sosok Batman dalam film ini agak berbeda dengan di film-film lain. Batman di film ini is not superhero, hanya manusia yang dilapisi baju besi. Dipukul sedikit langsung meringis. Ditendang sedikit langsung jatuh. Yaaah..cemen banget Batman pokoknya di film ini. Kayaknya doi hobinya makan tape deh.
Film ini dilabeli dengan label “R13”, alias film untuk Remaja 13 tahun ke atas. Tapi ada beberapa scene di film ini yang tidak cocok untuk remaja, cocoknya untuk film Dewasa. Untuk anak-anak apalagi tidak cocok. Agak risih juga, karena banyak orang tua yang bawa anak-anak untuk nonton, termasuk saya. Ya terpaksa harus banyak nutupin mata anak. Iya kalau dia mejamkan mata, kalau ngintip gimana..haha.
Apalagi kalau dari muatan pesan yang disampaikan. Tidak ada pesan moralnya sama sekali. Kalau untuk ini masih bisa disanggah, karena memang film bukan lembaga pendidikan, tidak ada keharusan menyuarakan moral. Film itu segmentasinya untuk hiburan bukan untuk pendidikan. Betul sih, tapi biasanya film-film Hollywood selalu ada pesan filosofis yang dikampanyekan. Untuk film Batman vs Superman, jangan harap ada nilai filosofisnya. Tidak menghibur pula. Lengkap sudah.
Oh iya, ada sih nilai filosofisnya, tapi sedikit. Yaitu bahwa “semua orang akan mati tak terkecuali superhero”. Mau jago sejago apapun, mau superhero siapapun pasti akan mati. Siapa superhero yang mati? Nonton sendiri deh tar dibilang Spoiler.**[harjasaputra]
Lihat Komentar
gak perlu nonton kayaknya,, baca cerita dari kawan2 yang nonton aja udah gak sesuai ekpektasi,, thanks bang..