Tadi malam (Kamis, 09/06/2011) kebetulan ada undangan eksklusif untuk pemutaran perdana film “Serdadu Kumbang”, karya Ari Sihasale, produksi Alenia Pictures, di Epicentrum XXI Kuningan. Film tersebut adalah hasil kerjasama Alenia Pictures dengan PT Newmont Nusa Tenggara sebagai perusahaan tambang terbesar di NTB, sesuai dengan lokasi dan kisah film tersebut yang menceritakan kehidupan sosial budaya masyarakat di Desa terpencil di Sumbawa NTB.
Film Serdadu Kumbang bisa disaksikan di bioskop mulai tanggal 16 Juni 2011. Di sini tidak akan diceritakan isi lengkap dari film tersebut karena nanti jadi tidak seru lagi kalau diceritakan alur ceritanya. Deskripsi singkat dan pemeran film tersebut pun bisa disearch di “Mas Google”. Di sini hanya akan disoroti mengenai beberapa kata kunci dari film itu yang sarat dengan nilai-nilai pendidikan, pengenalan budaya masyarakat Sumbawa, dan potret kondisi sosial yang sesungguhnya di masyarakat terpencil Sumbawa yang saya tahu memang seperti itu realitasnya.
Ada dua kata kunci dalam film tersebut: pertama cerita tentang perjalanan 3 orang anak yang ingin menggapai cita-citanya, namun memiliki berbagai keterbatasan. Selain keterbatasan ekonomi, salah satu dari ketiga anak tersebut (namanya Ame) memiliki keterbatasan fisik, yaitu–maaf–berbibir sumbing namun bercita-cita sebagai penyiar televisi. Ia punya kakak yang sangat sayang dan tahu benar cita-cita adiknya itu.
Kata kunci kedua adalah: Pohon Cita-cita. Sebuah pohon besar tempat digantungkannya harapan-harapan atau cita-cita dari penduduk desa. Setiap anak di desa tersebut memiliki cita-cita dan menuliskannya pada secarik kertas lalu dimasukkan ke dalam botol, kemudian digantungkan di dahan atau ranting pohon. Sudah ada ratusan botol yang digantung.
Kakak Ame meninggal terlebih dahulu karena terjatuh dari Pohon Cita-Cita. Ketika ia hendak mengambil lagi botol harapan yang ia telah gantung. Apa isi dari cita-cita yang digantungkan oleh kakaknya itu sehingga ia mau ambil kembali? Kenapa ia melakukannya? Dan apa yang terjadi pada Ame setelah meninggal kakaknya? Lebih baik Anda sendiri yang menontonnya langsung, sangat bagus untuk ditonton oleh keluarga. Selamat berburu tiket “Serdadu Kumbang”.**[harja saputra]
Tulisan ini semula dimuat di Kompasiana: http://hiburan.kompasiana.com/film/2011/06/10/pemutaran-perdana-film-serdadu-kumbang/