Categories: Nasional

Melihat Dari Dekat Rumah Kelahiran Ketua MK

Hamdan Zoelva di rumah orang tuanya (hs)

Sosok ketua MK baru, Hamdan Zoelva, adalah sosok yang sangat sederhana. Di balik kesederhanaannya tersimpan sifat teguh dalam memegang prinsip. Seperti dikemukakan oleh kakaknya, Prof. Thib Rayya, hal itu karena ia dididik sejak kecil oleh orang tua dengan kesederhanaan, kejujuran, dan ajaran nilai-nilai luhur agama. Terutama dari ayahnya yang sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah atas menjadi guru bagi semua anak-anaknya, baik di rumah maupun di sekolah. KH. Muhammad adalah guru di MAN 1 dan SMAN 1 di Bima dan semua anak-anaknya sekolah di tempatnya mengajar.

Untuk melihat bagaimana kesederhanaan keluarga Hamdan Zoelva, berikut ini adalah foto-foto rumah tempat Ketua MK dilahirkan yang tak jauh dari rumah orang tuanya yang sekarang, hanya berjarak 100 meter.

Rumah panggung tempat Hamdan Zoelva dilahirkan 51 tahun lalu masih berdiri utuh. Tak akan ada yang menyangka bahwa di tempat inilah orang yang kini menjabat Ketua MK pertama kali melihat dunia. Rumah panggung yang sama seperti rumah-rumah penduduk lain, beratap seng, berdinding kayu, dan kolong rumah ditutup dengan bambu. Pekarangan dibatasi oleh pagar besi yang sudah terlihat menua dimakan usia.

Berikutnya adalah penampakan gubuk tempat penyimpanan padi, terpisah di sebelah kiri dari rumah. Di depannya adalah tanah yang biasa digunakan oleh ibu Hamdan untuk menanam singkong atau tanaman lain.

“Orang tua kami tidak pernah menjual hasil tanaman. Semuanya untuk dimakan oleh anak-anaknya. Singkong yang besarnya sebesar paha orang dewasa sering kami makan sampai satu minggu. Itu lagi itu lagi yang dimakan sampai rasanya mau muntah”, ujar Prof. Thib Raya, kakak sang Ketua MK.

Menengok ke dalam rumah, berikutnya adalah penampakan interior (meskipun tidak cocok disebut interior karena terlalu modern, terlalu wah untuk menggambarkan kesederhanaan isi rumah) tempat Hamdan dilahirkan.

Menaiki tangga depan dan membuka pintu, kita akan masuk ke ruang tamu kecil. Berlantaikan kayu tanpa ada meja atau kursi satu pun. Begitu adanya sejak dulu. Rumah ini pun kini masih dihuni oleh sepupu Hamdan, sehingga rumah ini masih terawat. Ruang tamu ini berfungsi ganda sebagai tempat mengaji Hamdan dan saudara-saudaranya yang diajarkan oleh ibu dan ayah.

“Ibu kami itu fasih membaca al-Qur’annya. Tajwidnya kami belajar dari ibu. Meskipun kalau di siang hari, ibu juga bisa seperti laki-laki, bisa memanjat pohon”, tutur Thib Raya mengisahkan.

Masuk ke ruang tengah, kita akan mendapati dua kamar. Di kamar kedua, seperti tampak pada foto di atas, Hamdan dilahirkan. Ranjangnya pun masih sama, utuh, terbuat dari besi.

Dari ruang tengah lalu masuk ke ruang dapur yang berlantaikan bambu. Ruang ibu Hamdan biasa memasak. Tungku tradisional yang tersusun dari tiga batu besar menyerupai pepaya masih tersimpan pada tempatnya. Menurut penuturan adik perempuan dari ayah Hamdan, memasak zaman dulu modelnya yaitu kayu bakar diletakkan di sela-sela ketiga batu berbentuk pepaya itu. Lalu tungku diletakkan di atasnya.

Itu foto-foto dari rumah tempat lahir Hamdan Zoelva. Tak berbeda jauh dari rumah orang tuanya yang kini ditempati. Rumah yang sekarang didiami oleh orang tuanya masih sama rumah panggung, namun bentuk tangganya berbeda. Di rumah lama lurus sedangkan di rumah sekarang menyamping.

Itulah foto-foto yang berhasil direkam dari dekat untuk menggambarkan latar belakang keluarga Hamdan Zoelva dan masa-masa ia dibesarkan dalam keluarga yang sangat sederhana, jauh dari kemewahan. Kenapa ini diangkat? Memang tidak ada yang melarang untuk mewah, atau tidak ada jaminan memang orang sederhana anti berbuat jahat, tapi bagaimanapun kesederhanaan adalah hal positif dan termasuk dari nilai-nilai universal yang patut dikagumi.**[liputan eksklusif harjasaputra]

Foto-foto Penampakan Rumah Kelahiran Hamdan Zoelva:

{gallery}rumah_hamdan_zoelva{/gallery}

Harja Saputra

Blogger | Serverholic | Empat Anak | Satu Istri | Kontak: me@harjasaputra.com

Share