Sejak pukul 16.30, Sabtu (12/7), rumah di komplek Widya Chandra III No.7 didatangi banyak orang. Satu per satu mobil dan motor berdatangan. Berbaris panjang parkir di halaman rumah. Satpam terlihat sibuk mengatur kendaraan dan mempersilahkan tamu yang datang untuk masuk. Perumahan yang tidak sembarang orang masuk, karena merupakan komplek pejabat negara, sore itu sangat ramai. Tuan Rumah, Ketua MK baru (Hamdan Zoelva) menggelar buka puasa bersama dan mengundang saudara-saudara dan kerabatnya yang berasal dari Bima, Dompu, dan Sumbawa.
“Saya mengundang banyak saudara dan kerabat saya sesama dari Pulau Sumbawa: Bima, Dompu dan ada juga dari Sumbawa Barat untuk buka puasa bersama di sini. Sengaja tidak mengundang para politisi karena sekarang situasi politik sedang panas-panasnya dan agar tidak dipersepsi negatif oleh masyarakat”, ujar Hamdan Zoelva.
Hamdan Zoelva memberikan kata sambutan (harjasaputra)
Anak Yatim dan saudara-saudara Hamdan Zoelva (harjasaputra)
Hamdan Zoelva menambahkan bahwa dirinya berterima kasih pada segenap saudara dan kerabatnya yang sudah menyempatkan diri untuk hadir. Diundang pula puluhan anak yatim untuk berbuka puasa bersama sebagai bentuk kepedulian dan rasa syukur.
Sebelum berbuka puasa hadirin disajikan tausiyah yang disampaikan oleh Dr. Abdurrahman Abdullah, ia meskipun saat ini masih sebagai Anggota DPR tetapi diundang dalam kapasitasnya sebagai penceramah. Dr. Abdurrahman adalah mantan mahasiswa dari kakak Hamdan Zoelva, Prof. Thibb Raya, di Program Doktoral UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu sebagai saudara sesama orang Bima.
Dalam tausiyahnya, Dr. Abdurrahman Abdullah menyampaikan mengenai makna Ramadhan dan relevansinya terhadap pengembangan diri umat Islam. Puasa adalah musim seminya umat Islam, karena di bulan ini Allah SWT membuka semua pintu rahmat dan ampunan. Puasa adalah ibadah yang sangat utama karena sangat rahasia. Hanya yang berpuasa dan Allah saja yang tahu ia sedang berpuasa ataukah tidak. Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, Allah sendiri yang akan memberikan pahalanya langsung. Tidak pernah ada hitung-hitungan berapa derajat pahala berpuasa, karena puasa sifatnya langsung berhubungan dengan Allah sebagai pemberi pahala.
Setelah tausiyah dari Dr. Abdurrahman, kakak Hamdan Zoelva (Prof. Thibb Rayya) pun memberikan tausiyah. Menambahkan mengenai keutamaan puasa. Dalam tausiyahnya ia pun menyinggung bahwa acara ini diadakan sebagai salah satu bentuk syukuran atas amanat yang diemban oleh adiknya yang baru beberapa bulan menjabat sebagai Ketua MK.
Dr. Abdurrahman menyampaikan tausiyah (harjasaputra)
Prof. Thibb Raya menyampaikan tausiyah kedua (harjasaputra)
Tiba saatnya adzan Maghrib dan semua yang hadir berbuka dengan hidangan yang sudah disiapkan. Setelah takjil lalu berjamaah shalat Maghrib dan dilanjutkan dengan makan bersama.
Monggo hidangannya (harjasaputra)
Kolak ubi (harjasaputra)
Makan bersama (harjasaputra)
Hamdan Zoelva seperti yang saya pernah temui di kampung halamannya merupakan sosok sederhana, pendiam, dan memiliki kharisma tersendiri. Ia tidak segan untuk menyapa siapa saja yang hadir. Makan bersama di lantai dan duduk bersama yang lain. Tidak pernah berubah meskipun kini menjabat di posisi sangat penting di republik ini.**[harjasaputra]