Bandara Internasional Lombok yang diresmikan oleh Presiden RI, 20 Oktober 2011 lalu. Baru 10 hari ketika saya berkunjung ke Lombok sejak diresmikan. Bandara ini merupakan bandara kebanggaan masyarakat NTB. Selain karena diresmikan oleh Presiden RI, tak tanggung-tanggung pada peresmiannya dihadiri juga oleh banyak menteri. 12 menteri baru (4 menteri datang keesokan harinya) hasil Reshuffle kabinet baru dilantik pada 20 Oktober (harinya bersamaan, pagi) langsung hadir bersama presiden di BIL. Satu prestasi yang boleh dibilang jarang ditemukan pada peresmian-peresmian di tempat lain.
Kesan pertama ketika mendarat di BIL adalah kemegahan. Areanya sangat luas. Bandara ini kedua terluas di Indonesia setelah Bandara Soekarno Hatta. Dengan luas areal 551 hektar. Gerbang yang merupakan ciri khas BIL merupakan perpaduan antara ciri khas Lombok, yaitu model rumah suku sasak yang melengkung dengan warna cokelat. Dipadu dengan arsitektur modern.
BIL pada tahun 2012 juga akan dijadikan bandara embarkasi untuk pemberangkatan haji. Fasilitas bangunan dan infrastruktur lain sedang terus dibangun. Dana pembangunan BIL ini 90% adalah dari PT Angkasa Pura I (Persero) sebagai BUMN bidang jasa airport. Sisanya dari dana APBD, baik provinsi maupun APBD Kabupaten Lombok Tengah.
Ruang tunggu di BIL sangat luas, megah, dan nyaman. Tidak seperti di bandara Ngurah Rai Bali misalnya, atau di Soetta. Jauh beda dengan Bandara di Selaparang Mataram sebelum dipindahkan ke BIL (foto 1 dan 2 di bawah).
Namun, ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian manajemen Angkasa Pura I dari hasil pengamatan saya. Pertama, masalah kebersihan. Lantai, terutama di area penjemputan (arrival) dan di area keberangkatan (departure) sangat kotor. Lantainya kotor oleh tanah dari sepatu atau sandal penumpang maupun penjemput/pengantar. Petugas kebersihan sepertinya tidak mampu membersihkan, atau mungkin kurang jumlahnya, dibanding luasnya Bandara (foto 3 di bawah).
Tidak hanya kotor, di ruang tunggu yang megah dan nyaman, ketika hujan turun, ternyata banyak kebocoran. Ketika saya sedang menunggu pesawat boarding, hujan deras turun, terlihat di luar ruang tunggu. Di samping kursi yang saya duduki terdengar: tik…tik..tik..tak tahunya air bocor. Saya menengok ke atas, air itu merembes dari sela-sela aluminium dan pipa dari atap. Bocor pun bukan hanya di ruang tunggu tapi di Garbarata. Malah di sekitar garbarata (jembatan menuju pesawat) terlihat tiang yang terbuat dari alumunium penyangga kaca, lemnya banyak yang lepas. Klem kaca dan lemnya pun banyak yang terkelupas. Padahal baru 10 hari. Takutnya kaca jatuh, bisa sangat berbahaya (foto 4 dan 5 di bawah).
Selain banyaknya kebocoran, ternyata garbarata tidak difungsikan (foto di atas). Hanya tempat melintas saja untuk menuju ke pesawat. Penumpang harus turun tangga dan berjalan kaki menuju pesawat yang jaraknya lumayan jauh dari garbarata. Apalagi waktu itu hujan deras. Penumpang hanya diberi payung oleh kru pesawat agar tidak kehujanan. 1 payung dipakai untuk 2 orang. Padahal jika difungsikan, penumpang tidak harus kehujanan ketika menuju pesawat (foto 6 dan 7).
Selain itu, jika penumpang menunggunya sambil ngopi di luar ruang tunggu, suara panggilan yang memberitahukan penumpang tidak terdengar. Speaker yang banyak dipasang di atap masih belum berfungsi. Banyak yang bercerita, beberapa orang malah ketinggalan pesawat karena tidak mendengar panggilan dari operator ketika pesawat boarding.
Sebelum pesawat take off, saya menyempatkan mengirim SMS ke salah satu orang di manajemen Angkasa Pura I yang di BIL untuk mengadukan kebocoran dan ainnya seperti apa yang saya tulis di atas. Karena kebetulan saya mengenal beberapa orang manajer dan manajemen lain. Hal itu agar menjadi perhatian bagi pengelola bandara agar kenyamanan dan pelayanan pada penumpang dapat lebih optimal. Semoga.**[harja saputra]
Foto-fotonya dapat dilihat di bawah ini:
{gallery}BIL{/gallery}
UDAHLAH LEBIH LOMBOK GAK PAKAI BIL DARIPADA KOTOR KAYAK KANDANG SAPI……MALUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU
bener bngt tuch….
masak bandara baru kyk gtu..
baru 10 hari sdh bocor sna sini….
seharusnya managemen memperhatikan masalah sekecil apapun demi kenyamanan umum,
khususnya kenyamanan para penumpang….
@SS & Mas Ryan: Thx atas komentarnya..
Salam
harjasaputra