Rupanya Akil Mochtar bukan hanya “tamat” karirnya di dunia nyata sejak ditangkap tangan oleh KPK, tetapi juga di dunia maya. Akil Mochtar melakukan “bom bunuh diri” pada dua rumahnya di dunia maya. Website akilmochtar.com sejak hari ini tidak dapat diakses. Besar kemungkinan sengaja dinon-aktifkan oleh pemiliknya.
Bukan hanya itu, rumahnya yang lain di dunia maya, tempatnya berkicau (@akilmochtar) mulai kemarin digembok. Tidak dapat diakses. Menutup diri dari siapa saja yang hendak masuk. Sementara itu puluhan ribu kicauan banyak yang me-mention dirinya terkait kasus yang menderanya.
Website Akilmochtar.com sebagai rumah utamanya di dunia maya kemarin masih bisa diakses. Di situ terpampang gagah foto-foto dirinya dan seabreg informasi baik berita tentang kiprahnya maupun artikel-artikelnya yang terkait masalah hukum. Google berhasil merekam rumah maya Akil terakhir pada 4 Okt 2013 pukul 20:50:29 GMT.
Rumah maya Akil Mochtar ini secara popularitas lumayan, dengan Google Pagerank (PR) di angka 3. Website itu pun seharusnya masih aktif karena domainnya kadaluarsa masih lama, yaitu pada 21 April 2014. Dengannya, besar dugaan, website itu melakukan gerakan “bunuh diri”.
Ada banyak alasan kenapa rumah di dunia maya “dihancurkan”. Hal ini sering dilakukan jika yang bersangkutan, apalagi jika web dengan domain nama pribadi, tersangkut kasus. Hal ini mengingat website pribadi umumnya memunculkan hal-hal positif saja, bagian dari media pencitraan diri, sementara kasus hitam tidak sesuai dengan apa yang dimunculkan di website. Maka, mau tidak mau, website itu harus dihancurkan. Jika tidak, maka akan dijadikan oleh para cyber army sebagai objek penderitaan.
Tujuan awal pembentukan website pribadi, selain untuk pencitraan, bagi pejabat publik juga sebagai indikator transparansi. Mau dibilang transparan bagaimana, jika kemudian tokoh yang menjadi representasi dari website tersangkut kasus. Inilah juga alasan kenapa rumah di dunia maya harus dihancurkan.
Jejak Akil Mochtar di dunia maya cukup populer, dengan record google lebih dari 2.3 juta jejak. Tetapi, itu semua kini hancur lebur. Sekian tahun mengumpulkan jejak google itu bukan hal yang mudah. Kini sirna dan terpaksa “bunuh diri”. Ibarat pepatah, “karena hujan sehari kandas kemarau setahun”.
Warisan di Google itu warisan yang tak terhingga, susah dibeli oleh apapun. Hal ini dikarenakan jejak di Google itu abadi. Bagi para blogger dan aktivis di dunia maya pasti sangat paham bagaimana berartinya jejak di Google (dan di mesin pencari lainnya). Jika track record baik, orang akan mengenangnya sepanjang masa, begitu juga jika sebaliknya, jika track record jelek orang pun akan mengenangnya sepanjang masa. Di dunia nyata orang mungkin bisa lupa, tapi di dunia maya jangan harap itu terjadi.
Apakah Anda juga akan “bunuh diri” di dunia maya? Itu semua tergantung perbuatan Anda!**[harjasaputra.com]