Sudah lama saya penasaran siapakah gerangan orang di balik akun twitter @triomacan2000. Akun yang banyak menggegerkan dunia perpolitikan melalui kicauannya yang menggemparkan. Sering mengkultwitkan berbagai penyimpangan dan praktek korupsi di sejumlah instansi pemerintah, BUMN, dan kasus lain. Tentang apa-apa saja yang dibeberkan oleh akun ini, bahkan Majalah Detik edisi minggu ini (02 Juli 2012) memuat laporan khusus mengenai akun @triomacan2000 dengan headline: “Kicau @TrioMacan2000 Fakta atau Rekayasa“.
Sejalan dengan waktu dan sejak ada insiden yang ramai diberitakan mengenai pertengkaran hingga adu fisik antara pemilik akun triomacan2000 dengan Umar Syadat di salah satu kafe minggu kemarin, misteri itu mulai terkuak. Seperti dugaan saya dan juga mungkin dugaan banyak orang, bahwa akun twitter dengan avatar wanita cantik bernama Ade Ayu S ini dikendalikan oleh seorang pria.
Ada yang mengatakan melalui akun anonim pula @anonimyeah bahwa orang yang berada di akun triomacan2000 adalah pria bernama Raden Nuh, mantan plt dirut asuransi berdikari dan sejumlah jabatan lain, bahkan ada yang menyebutnya mantan aktivis HMI. Akun anonim ini bahkan mempublikasikan foto Raden Nuh (http://lockerz.com/s/211282741). Namun identitas asli yang pasti hanya pemilik akunnya yang tahu.
Dilihat dari jumlah follower, kemarin (02 Juli 2012) di Majalah Detik itu dilaporkan bahwa follower akun triomacan ini adalah 80 ribuan. Mencengangkan, hari ini (hingga tulisan ini dipublikasikan) sudah bertambah hingga angka 95.341 follower. Saya perhatikan dalam 10 menit penambahan follower dapat mencapai 20 follower.
Pro-kontra pun terjadi, banyak yang mendukung akun anonim triomacan2000 dan banyak juga yang antipati, alasannya adalah anonimitas alias identitas palsu. Banyak kicauan hari ini mengenai sosok triomacan2000. Ada yang menyebutnya pembohong dan sebagainya.
Akun triomacan2000 semakin mencuat sejak Jaksa Agung Muda Pengawasan, Marwan Effendi melakukan pelaporan ke Mabes Polri karena dituduh korupsi oleh @Triomacan2000 melalui kultwitnya.
Berkaca dari hal itu, anonimitas dalam dunia maya memang banyak dijumpai, termasuk juga di Kompasiana. Banyak motif mengenai anonimitas ini, misalnya privacy atau nama pena, yang pasti ciri khasnya adalah: tidak menggunakan identitas asli baik nama atau foto.
Siapa saja sebetulnya yang kerap menggunakan anonimitas?
1. Penulis. Anonimitas dalam dunia tulis menulis biasa disebut juga dengan “Nama pena”, yaitu nama samaran yang dipublikasikan agar mudah diingat.
2. Artis/selebritis. Bukan hanya di dunia tulis-menulis, nama samaran ini juga sering dilakukan oleh para selebritis. Biasanya dilakukan dengan mengganti nama dengan nama yang lebih “pro-market”. Misal Joko jadi Jack, Inah jadi Ice dan sebagainya.
3. Preman. Preman pun biasanya mengganti nama dengan nama yang terdengar angker, yang dipandang lebih cocok dengan perawakan dan profesinya.
4. PSK. Nah yang ini sudah bisa dipastikan, PSK jarang sekali menggunakan nama asli. Pasti diganti dengan nama lain pada saat ia bertugas. Satu orang PSK bisa memiliki banyak nama samaran. Bahkan saking banyaknya ia mengganti nama sampai lupa pada saat ketemu dan disapa oleh orang itu dengan nama yang ia berikan.
5. Netter. Mengganti nama di dunia maya termasuk juga di Kompasiana. Motifnya tentu beraneka macam, dari numpang keren dengan nama baru atau alasan privacy.
Selain dari kelima golongan di atas, antara golongan terbatas pun banyak ditemui anonimitas alias mengganti identitas diri. Anak sekolahan pun banyak yang mengganti namanya di kalangan teman atau grup terbatas. Apakah ini adalah pertanda modernisasi atau kebutuhan psikologis silahkan dinilai sendiri.
Satu hal yang menurut saya, jika orang ditanya dan disuruh memilih, lebih memilih mana identitas asli dan palsu ya jelas yang asli-asli lebih disukai. Original, KW, dan istilah lain juga sebetulnya lahir dari fenomena di atas. Ah terserah saja, yang penting jangan merugikan orang.**[harja saputra]
Harja Saputra
Blogger | Serverholic | Empat Anak | Satu Istri | Kontak: me@harjasaputra.com