Hari ini, Minggu (26/2/2012), hingga tulisan ini dimuat di Twitter terjadi kehebohan yang luar biasa. Ribuan orang berkicau dengan tema yang sama: RIP Rowan Atkinson. Saking hebohnya hingga kini menjadi Trending Topic (TT). Lihat saja beberapa tweet berikut:
Seorang tweep men-tweet: “What? RIP Rowan Atkinson? Dia pemain Mr.Bean itu kan? Inalillahi..
Ada lagi dari luar negeri yang nadanya serupa: “reallyyyyy ??? oh my gosh..I can’t believe it!!”
Banyak juga yang melucu dan mentweet: “Mama Dedeh mengaku terkejut mendengar kabar RIP Rowan Atkinson dan Berpesan “Emang Iye! Emang Begitu!”.
Banyak lagi tweet serupa yang bernada kekagetan luar biasa. Persepsinya tentu tidak percaya bahwa pemeran Mr Bean itu telah meninggal dunia.
Awalnya penasaran apa betul Rowan Atkinson, aktor pemeran Mr Bean itu sudah meninggal dunia. Setelah ditelusuri ternyata kabar itu hanya Hoax, tepatnya plesetan semata. RIP yang dimaksud bukan Rest In Peace tetapi: Really Inspiring Person. “RIP Rowan Atkinson is trending? Nice try Twitter, we all know Mr. Bean is immortal…” seru seorang tweep.
Entah apa tujuannya dari Trending Topic itu, apakah keisengan atau ada tujuan tertentu, di dunia maya banyak hal bisa terjadi. Dalam komunikasi pemasaran trik ini dikenal dengan istilah “Mavenism”, yaitu motivasi untuk menyebarkan Word of Mouth yang muncul dari dalam diri seseorang yang ingin menunjukkan bahwa dirinya adalah yang memiliki pengetahuan lebih terhadap suatu isu. Setiap orang tentu ingin dikenal up to date sehingga pasti mencari jawaban dari isu yang populer. Maka, hebohlah dunia per-twitteran hanya karena isu palsu tetapi memiliki daya tarik yang luar biasa.
Kebenaran adalah kebohongan yang diulang-ulang, itulah prinsip Hoax. Setiap orang akan percaya terhadap kebohongan jika dilakukan dalam frekuensi yang berlebih. Misalnya begini, saya baru lewat di depan kantor kelurahan di saat menuju jalan pulang. Di tengah jalan bertemu dengan satu orang dan bilang bahwa di kantor kelurahan (yang tadi dilewati) ada pembagian sembako. Saya pasti menganggap informasi dari orang itu adalah bohong, karena baru saja saya lewat dari tempat itu dan tidak ada pembagian sembako. Lantas saya jalan lagi. Bertemu lagi dengan orang lain yang bilang hal serupa: di kantor kelurahan ada pembagian sembako. Terus begitu sampai ada 10 orang yang mengatakan sama. Apakah saya akan mengatakan bohong lagi terhadap apa yang 10 orang itu katakan meskipun kita sudah melihatnya langsung? Besar kemungkinan saya akan bergegas ke kantor kelurahan karena mempercayai ucapan dari 10 orang itu meskipun sudah menyaksikan langsung bahwa di tempat itu tidak ada pembagian sembako. Itulah bukti dari ampuhnya Hoax.
Dengan keterbukaan era informasi dan berkembangnya teknologi informasi, banyak hoax yang dibroadcast melalui berbagai media: email, blackberry messenger, SMS, forum dan banyak lagi. Contohnya salah satu broadcast mengenai astronot Rusia yang menemukan ruang kosong di bumi dari ruang angkasa yang inti dari pesannya adalah ruang kosong itu adalah dajjal yang telah menyebar ke bumi. Dan seterusnya. Dan ini dibroadcast secara luas. Padahal itu Hoax.
Teknologi informasi yang canggih tetap saja sensor utamanya ada di pengguna. Informasi palsu jangan mudah dipercaya tetapi harus diverifikasi dengan realitasnya. Mengenai Trending Topic RIP Rowan Atkinson, itu menunjukkan bahwa pengguna teknologi adalah obyek yang dapat diarahkan ke suatu titik oleh seseorang.**[harja saputra]