Ada kabar baik, 10 operator telekomunikasi yang bergabung di Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) sepakat menghentikan sementara penawaran SMS premium yang efektif terhitung mulai 18 Oktober 2011 (hari ini) sampai batas waktu yang belum ditentukan (kata-kata batas waktu yang belum ditentukan ini nih yang membuat ragu konsumen). Langkah ini untuk menindaklanjuti Surat Edaran (SE) Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI). (Sumber dari sini).
Mari kita lihat kronologinya, yang akan menunjukkan bagaimana Gerakan Matikan HP sangat efektif sebagai arus bawah untuk mendorong para pihak mengambil keputusan secara cepat. Ini juga untuk membantah pendapat Abimanyu (sang pakar IT) yang mengatakan secara jelas bahwa: “Timbul gerakan masyarakat yang mematikan ponsel selama jam 10 – 12 sabtu ini, yang justru tidak efektif dan penggagasnya mungkin tidak mengerti cara kerja SMS.” Ia menambahkan, “Perlu diingat bahwa teknologi SMS premium cara kerjanya adalah, bila SMS tersebut tidak terkirim karena berbagai alasan teknis (jaringan penuh, user sibuk, user off dll) maka SMS tersebut akan otomatis diulang (retry / resend) dalam sekian waktu” (sumber dari sini)
Bahasa mudahnya percuma HP dimatikan, karena ketika dihidupkan SMS akan masuk kembali. Pak..pak..tidak perlu Ahli IT untuk mengatakan ini, semua orang juga tahu, bahwa kalau HP dimatikan tidak akan ada SMS masuk, pas dihidupkan SMS akan masuk. Everybody knows. Masalahnya bagaimana agar SMS-SMS siluman itu tidak lagi dikirim. Itu point besarnya. Ada cara yang sangat efektif untuk menstop konten-konten liar itu. Yaitu apa? Mendorong pihak-pihak pengambil kebijakan dan para operator. Inilah yang kami sebut sebagai shock theraphy: membuat gerakan agar para pemegang kebijakan dan operator mengatur konten-konten liar. Cara penangkalan tidak hanya dari cara teknis, tapi ada cara lain. People power is one the best. Percuma saja hal-hal teknis diurusin tetapi pengambil kebijakan tidak ada niat untuk memperbaiki. Gerakan inilah sebagai kontrol sosial bagi pihak-pihak tersebut.
Kembali ke pokok bahasan, SE BRTI ini ditandatangani tanggal 14 Oktober 2011 (sehari sebelum Gerakan Matikan HP dilakukan) tetapi baru diumumkan ke publik tanggal 15 Oktober 2011 (bertepatan dengan Gerakan Matikan HP, bahkan dilihat dari waktu publish-nya setelah 2 jam konsumen mematikan HP pada hari itu). Menkominfo sempat tidak setuju atas SE tersebut dan sempat menegur langsung pada Kepala BRTI. Kepala BRTI gelagapan ditanya dan mengatakan, “Tidak pak, tidak”. Tetapi keesokan harinya (16 Oktober) Menkominfo menjelaskan maksud dari SE itu dan setuju atas penghapusan Semua SMS Premium. Berarti apa? Berarti ada kekuatan besar yang menggerakkan Menkominfo untuk menyetujui penghapusan SMS premium tersebut. Karena pada hari sebelumnya ia tidak setuju, bahkan mengibaratkannya dengan pedagang di pasar. Kalau ada beberapa pedagang nakal tidak semua pedagang dihapuskan (Sumber: detikinet.com). Ini menunjukkan para operator shock dengan anjloknya traffic mereka selama 2 jam. Mengenai angka-angka pastinya para operator yang tahu, tetapi berdasarkan investigasi anjloknya sangat signifikan.
Admin Kompasiana (mas Isjet), kemarin menulis, hal ini merupakan pertanda baik. “Terlebih sudah ada gerakan nasional “Matikan HP Anda Tanggal 15 Oktober 2011” yang dipelopori oleh Kompasianer Harja Saputra. Tentu perkembangan tersebut akan sangat merugikan penyedia layanan seluler bila mereka tidak bergegas mengambil langkah konkret”, tulisnya.
Admin Kompasiana (Mas Isjet) melanjutkan bahwa langkah pertama diawali Telkomsel yang mulai mengumumkan layanan-anti-maling-pulsa, Sabtu (15/10/2011) kemarin. “Informasi ini saya terima dari Anggi, seorang karyawan Telkomsel di Palembang, lewat pesan berantai BlackBerry”. Masih tulis Mas Isjet, berselang satu hari, tepatnya beberapa menit lalu, sebuah pesan berantai kembali masuk ke perangkat BlackBerry. Berasal dari Hazmi Srondol, Kompasianer yang bekerja di Indosat yang menyampaikan kode untuk UNREG konten dari SIM Card Indosat. Dari tanggal-tanggal tersebut, jelas Gerakan Matikan HP saya yakin membuat geger para teknisi dan analyst system, karena anjloknya jutaan dalam waktu serentak (silahkan tanya angka-angkanya ke para operator). Tidak mungkin mereka merespons cepat jika dari hitung-hitungan bisnis tidak signifikan.
Namun, ada catatan untuk Indosat: ketika saya mencoba untuk HP teman saya yang pakai Indosat berhasil. Dengan bunyi kofirmasi: “Terima kasih. Anda sudah berhenti dari semua layanan berlangganan kami.” Tapi (masih ada tapinya) banyak teman lain yang mencoba tetapi masih susah, tidak berhasil-berhasil meskipun sudah 3 kali mencoba. Bunyi konfirmasi yang gagal: “Mohon maaf, untuk sementara SMS yang Anda kirim belum bisa kami proses. Silakan diulangi beberapa saat lagi”. Adapun untuk XL masih ribet, tidak sesimpel Telkomsel dan Indosat.
Dengan ini, kami selaku konsumen ponsel Indonesia kembali menyatakan bahwa kami dan jutaan konsumen ponsel Indonesia akan terus memantau kinerja pihak BRTI, operator dan content provider untuk menangani masalah pencurian pulsa secara serius. Jika betul mereka akan menstop otomatis konten-konten berupa SMS premium tanpa harus ada UNREG-UNREG ini sangat positif, karena berdasarkan investigasi kami, masih sangat banyak orang yang belum tahu caranya. Sekalian saja tutup krannya dari pusat. Selesai masalah.
Namun, jika konten-konten premium berupa SMS broadcast/pop-screen/voice broadcast masih marak diterima konsumen (kecuali untuk layanan publik, jasa keuangan dan pasar modal), atau jika konsumen ponsel dipersulit untuk menghilangkan konten-konten siluman penyedot pulsa, maka kami akan kembali melakukan Gerakan Matikan HP selama 12 jam: dari pukul 09.00 – 21.00 WIB (waktu akan ditentukan kemudian, dan mohon dicatat kalimat ini adalah kalimat kondisional).
Kami pun menuntut agar Content Provider yang terbukti melanggar harus diproses secara hukum. Sekali maling tetap maling, trilyunan rupiah sudah diraup dari kantong-kantong rakyat, harus diadili dan diberikan hukuman. Hukum harus tetap ditegakkan.
Gerakan ini sesungguhnya melengkapi gerakan-gerakan lain yang dilakukan oleh para aktivis kampus seperti Lisuma, Pos Pengaduan FH Unpas, dan banyak lagi. Tak kalah penting gerakan pos pengaduan yang berfungsi sebagai LBH yang mengadvokasi masyarakat lewat jalur hukum. Sekali lagi, terima kasih dan salam salut bagi semua pihak yang telah terlibat dalam gerakan ini. Konsumen saatnya bicara.**[harja saputra/VoH]
Lihat Komentar
Mas Harja. Saya korban Simpatik yang tersedot pulsa dari kontent premium 9474. Setelah saya googling internet, ternyata kasus ini byk ditemukan dan hanya di operator Telkompet. Ketika saya tanya pada operator, mereka menjawab tidak tahu? Bagaimana bisa tidak tahu? Berarti operator tidak memiliki back up data yg signifikan? atau mereka sengaja merahasiakannya? tuyul 9474 ini sudah ada sejak tahun 2010. dan hanya telkompet yg bermasalah dengan nomor ini. Tolong dibahas kalau bisa ditulis,nnti saya dengan senang hati membantu mencari sumber2 informasi agar si TELKOMPRRRRET ini malu karena gak bisa membodohi konsumen lagiii
@Korban Simati: OK saya berterima kasih atas komennya. Ini utk data saya. Hari ini katanya mau dinonaktifkan langsung dari dari server pusat masing2 operator. Tolong direport kalau bsk atau lusa masih ada lagi tuyul 9474, ini bisa menjadi bukti bahwa mereka Omdo. Jika banyak data tentang itu kita akan bikin gerakan lagi. salam. Thx
"Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) sepakat menghentikan sementara penawaran SMS premium..."
Kenapa tidak dihentikan selamanya saja? Wong kami nggak butuh sms-sms sampah seperti itu. Cuma mengganggu, sekaligus menyedot pulsa tanpa manfaat! Yang kita khawatirkan, mereka (para maling itu) cuma nunggu kita lupa, lalu mulai beraksi lagi, mulai maling lagi. Ini sudah jadi semacam modus operandi gerombolan maling di negeri ini.
@Hoeda: sepakaat..kata-kata sementara itu yang bikin ragu. Kita lihat saja, dan kita akan ajukan keberatan atas komitmen tersebut. Apalagi jika sedot pula makin marak lagi.
Salam