Ketika Anda di perjalanan lalu ban kendaraan pecah, lalu tiba-tiba ada orang yang menolong Anda, maka yakinlah bahwa Anda sedang berada di surga, yaitu memanen hasil perbuatan Anda. Berarti Anda pernah menolong orang lain yang mengalami nasib serupa dengan Anda di hari-hari sebelumnya, yang mungkin Anda sendiri sudah lupa.
Ketika Anda memiliki uang lebih tetapi tidak pernah memberi sama yang membutuhkan, yakinlah bahwa hak orang lain itu akan diambil secara perlahan. Entah itu Anda ditilang polisi, lampu pekarangan Anda tiba-tiba padam, mesin air di rumah Anda tiba-tiba rusak begitu saja, mobil Anda diserempet tak disangka-sangka, laptop yang baru tiba-tiba jatuh, banyak cara Tuhan mengambil harta Anda. Itulah neraka yang sesungguhnya.
Surga bukan hanya masalah future, tapi dia nampak di depan mata, terang benderang, dia juga present.
Surga tidak berbentuk tempat: mengalir air susu di bawahnya. Jika itu gambaran surga yang hakiki, saya tidak mau surga jenis itu. Saya tidak suka minum susu.
Neraka bukan hanya berbentuk api yang membakar, atau siksaan pedih. Anda kehilangan sesuatu yang berharga, sakit hati oleh orang lain, kesepian, dicampakkan oleh orang yang dicintai adalah siksaan yang paling pedih daripada dicambuk.
Surga dan neraka bukan hanya ajaran akherat yang tidak bisa dilihat di bumi, ia hadir di sini juga.
Ketika Anda ribut dengan istri Anda maka Anda sedang berada di neraka.
Ketika Anda rukun damai dengan sesama Anda sedang berada di surga.
Ketika anak Anda dipenjara karena narkoba, Anda sedang berada di jahanam.
Ketika orang tua Anda bahagia tersenyum kepada Anda, Anda sedang berada di surga.
Surga..neraka..surga..neraka..adalah jelmaan apa yang Anda tanam di masa lalu.
Buahnya bukan hanya nanti, tapi saat ini.**[harja saputra]