Dalam buku yang ditulis Haidar Bagir tentang Happiness ada tertulis (dengan bahasa berbeda): “Coba letakkan sebuah kayu di lantai dan Anda diminta berjalan di atasnya. Anda pasti akan lancar melewati kayu itu.
Tetapi coba kayu yang sama yang memiliki kekuatan dan lebar sama pula diletakkan di atas jurang..dan Anda diminta lewati kayu itu. Belum tentu Anda mulus melewatinya. Padahal kayu yang sama sudah terbukti bisa kita lalui dengan mudah.” Karena apa? Karena pikiran kita mendramatisir itu. Inilah kekuatan pikiran.
Seringkali kita susah, senang, bahagia, sedih justru karena pikiran kita sendiri. Sebetulnya masalahnya tidak terlalu rumit tapi pikiran kita mendramatisir itu sehingga kelihatan begitu rumit, maka tubuh akan meresponsnya dan kita menjadi sakit, sedih, bad mood, dan sebagainya.
Seluruh tindakan manusia dikendalikan oleh apa yang disebut dengan “ALAM BAWAH SADAR”. Inilah tesis utama dari Freud. Terlepas dari kritik-kritik terhadap freud, prinsip ini kita bisa pakai.
Alam bawah sadar contoh konkretnya adalah kemampuan kita untuk menyetir mobil. Awalnya sulit, tetapi ketika sudah terbiasa, lalu konsep-konsep tentang menyetir itu masuk ke bagian alam bawah sadar. Dan, akhirnya kita bisa menyetir tanpa harus berpikir lagi, malah kita bisa menyetir sambil mengobrol. Itu karena sudah masuk ke alam bawah sadar.
Berpikir positif pun sama. Ia harus menjadi bagian dari alam bawah sadar kita, agar ketika kita menghadapi masalah, maka sudah otomatis bekerja. Awal untuk menerapkan positif thinking memang susah, tetapi jika dilatih terus, maka ia akan masuk ke alam bawah sadar, lalu kita akan merasakan sendiri kebahagiaan dari positif thinking itu.**[harja saputra]
——————-
Note: posting ini semula saya post-kan di milist Positive Fun Thinking tahun 2006. Kebetulan saya sebagai moderatornya. Lalu posting ini saya lihat sudah melanglangbuana kemana-mana. Bahkan banyak yang tidak mencantumkan sumbernya. Saya publikasikan lagi di sini, untuk menunjukkan bahwa ini adalah asli tulisan saya.