Jagat Kompasiana hari ini terbakar gara-gara komentar dari salah seorang Kompasianer (Palui namanya) di lapak Kompasianer yang lain yang membahas masalah jilbab. Entah dari mana ada komentar mengenai “Islam membolehkan aksi teror” dengan membawa hadits dari Bukhori. Bermunculanlah reaksi-reaksi keras karena sudah menyangkut penistaan terhadap sosok agung, Nabi Muhammad Saw.
Mari kita bahas. Saya akan kemukakan di sini di mana akar permasalahan sebenarnya. Di negara-negara Barat sejak sekitar satu dekade terakhir ini muncul gerakan Islamofobia, terutama sejak peristiwa pengeboman WTC di AS. Ketakutan dan kebencian terhadap Muslim dan Islam.
Seperti diungkapkan oleh Masykuri Abdillah, guru besar di UIN Jakarta, para pendukung Islamofobia tersebut terdiri atas sarjana (scholars), aktivis, politisi dan media. Bahkan di Eropa, terdapat tokoh-tokoh partai yang beraliran kanan, misalnya Geertz Wilders (Belanda), Jean-Marie Le Pen (Perancis), Filip Dewinter (Belgia), dan sebagainya. Jumlah orang-orang Barat yang mendukung Islamofobia ini sebenarnya hanyalah sebagian kecil (minoritas), sama halnya dengan jumlah orang-orang Muslim di Indonesia yang mendukung anti-Barat atau anti agama lain. Yang mayoritas adalah orang-orang yang cukup toleran terhadap keberadaan kelompok-kelompok agama dan bangsa-bangsa yang berbeda dengan mereka.
Permasalahan intinya sebenarnya sudah ada sejak lama sekali. Dan, stigma orang seperti Palui itu banyak beredar di dunia maya. Di forum-forum, blog dan web banyak ditemui faham yang dianut oleh Palui. Yaitu bahwa Islam adalah agama TEROR dan teologi HOROR. Sengaja saya cetak tebal dan kapital karena istilah itu diplintir dari teks terjemahan kitab Shahih Bukhori Arab yang diterjemahkan ke bahasa Inggris.
Jika Anda lihat Shahih Bukhori versi English, silahkan buka kitab Jihad (Fighting for the Cause of Allah), Vol. 4, Book 52, Hadits 220 (atau disingkat, Bukhori, 4:52.220), yang juga disebut oleh Palui dalam komentarnya.
Dalam hadist versi English itu bunyi lengkap begini:
Narrated Abu Huraira: Allah’s Apostle said, “I have been sent with the shortest expressions bearing the widest meanings, and I have been made victorious with terror (cast in the hearts of the enemy), and while I was sleeping, the keys of the treasures of the world were brought to me and put in my hand.” Abu Huraira added: Allah’s Apostle has left the world and now you, people, are bringing out those treasures (Bukhori, 4:52.220).
Bunyi hadits yang saya cetak tebal itu tersebar di hampir seluruh terjemahan shahih Bukhori yang sekarang beredar. Silahkan saja cari jika tak percaya, di versi onlinenya pun banyak. Maka, dari sinilah para sarjana Barat mendapat landasan untuk menyebarkan Islamofobia.
Di sinilah pentingnya merujuk ke sumber primer. Jangan pernah percaya pada terjemahan orang. Kejar ke sumber primernya. Kejar ke bahasa Arabnya: dari mana mereka menerjemahkan terror? Yaitu dari kata “RU’B”. Simak teks hadits asli Arab dari Shahih Bukhori di bawah ini:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ـ رضى الله عنه ـ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ “ بُعِثْتُ بِجَوَامِعِ الْكَلِمِ، وَنُصِرْتُ بِالرُّعْبِ، فَبَيْنَا أَنَا نَائِمٌ أُتِيتُ بِمَفَاتِيحِ خَزَائِنِ الأَرْضِ، فَوُضِعَتْ فِي يَدِي ”. قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ وَقَدْ ذَهَبَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَأَنْتُمْ تَنْتَثِلُونَهَا
Kata teror (Terror) diterjemahkan dari kata Ru’b: Wa Nushirtu bir ru’b. Dalam bahasa Inggrisnya menjadi: I have been made victorious with terror. Di Google translate pun, kata ru’b diartikan juga dengan terror. Padahal, dalam bahasa Arab kata ru’b itu bukan artinya terror. Tapi lebih tepatnya jika diartikan dalam bahasa Inggris adalah “fear”, takut. Konteks dalam hadits itu adalah bahwa Nabi memperoleh kemenangan dalam peperangannya karena musuhnya gentar atau ada rasa takut dalam hati mereka.
Makna kata Ru’b bukan teror tapi takut bisa dicek juga dalam hadits yang lain, yaitu seperti yang diriwayatkan dalam Musnad Ahmad hadits ke 20337 versi English: “I was given victory through Ru`b: the enemy becomes filled with Ru`b even though they are the distance of a month’s journey away from me.” Sabda Nabi Saw, “Saya dianugerahkan kemenangan melalui takut, musuh dipenuhi rasa takut bahkan meskipun musuh-musuh itu sejauh sebulan perjalanan dariku”. Coba kalau kata Ru’b itu diganti dengan terror apakah nyambung kalimat Nabi itu? Tidak sama sekali. Yang cocok adalah kata “takut”. Karena memang, Nabi Muhammad Saw selain sebagai Nabi juga panglima perang yang disegani. Nabi sekaligus jenderal.
Di sinilah sebenarnya permasalahan intinya, yaitu dari kesalahan dalam mengartikan satu kata, hingga membuat guncang dunia. Disebarkan secara luas ke dunia hingga menjadi satu kebenaran yang seolah benar. Makanya, dalam berargumentasi, cek selalu ke sumber aslinya.**[harjasaputra]