Pada bulan April lalu, saya pernah menulis status di FB:
“Waktu kalo dlm pelajaran bahasa ada 3: lampau (past), skrg (present), dan masa depan (future). Dalam kehidupan nyata: yang benar ada hanya present. Tidak ada past dan tidak ada future. Past dan Future hanya ada di benak. Ketika kita bisa bernafas sekarang inilah present.
Yang sudah dilalui tetap present karena kita sudah hadir di waktu itu. Future atau besok? Nobody knows. Belum tentu setiap manusia bisa merasakan present di esok. Satu per satu berguguran dalam limit waktu present. Maka beruntunglah kita yg saat ini msh bisa mengikuti waktu present..”
Lalu kemarin malam saya tidak sengaja membaca lagi file mengenai pemikiran Suhrawardi mengenai filsafat Illuminasi. Salah satu pemikiran utama Suhrawardi, di antaranya adalah mengenai “Gerak dan Waktu”.
Pada bagian waktu, Suhrawardi dalam buku Hikmat al-Isyraq, sebagai karya masterpiece-nya yang isinya memiliki kesamaan makna dengan status yang pernah saya tulis tersebut. Tentunya, bukan berarti Suhrawardi yang sama dengan saya, tetapi sebaliknya. Ini pun menambah keyakinan saya bahwa dalam kondisi tertentu, setiap orang bisa berpikir sama dengan pemikiran orang-orang besar.
Menurut Suhrawardi, waktu adalah parameter gerak yang tergambar di dalam akal pikiran yang berkaitan dengan sebelum dan sesudah terjadinya gerak (Suhrawardi, Hikmat al-Isyraq, 1372:179).
Waktu bukanlah seperti gerak. Sebab ukuran gerak berada di luar pikiran bukan di dalam pikiran. Contoh waktu adalah gerak harian yang merupakan gerakan periodik. Waktu menurutnya tidak memiliki permulaan dan tidak memiliki akhir, sebab jika waktu ditentukan awalnya, tentu terdapat waktu sebelum menentukan awal waktu. Oleh karena itu, waktu bersifat abadi (azali). Waktu tidak mengenal pembagian. Waktu adalah terus menerus berkesinambungan (Suhrawardi, 1372:182).
Dari pemikiran Suhrawardi di atas dapat dipahami bahwa waktu itu wujudnya hanya ada di pikiran, terkait dengan gerak. Hal itu karena gerak adalah syarat mutlak dari wujud materi. Materi membutuhkan gerak. Dikarenakan gerak maka hal tersebut terkait dengan waktu. Pikiran lalu membuat pemetaan, bahwa ada waktu sebelum bergerak dan ada waktu setelah bergerak.
Masalah waktu (time) ini mendapat perhatian khusus dari banyak pemikir. Termasuk pemikir dunia Barat. Bahkan, waktu sering muncul dalam tema-tema film Hollywood. Itu karena waktu merupakan komponen dasar kehidupan. Dalam film In Time misalnya, menceritakan mengenai komponen dasar kehidupan adalah waktu. Nyawa manusia diukur oleh menit, ketika menitnya habis maka ia otomatis mati.
Ketika kita bernafas saat ini, kita berada di garis waktu present. Bagaimana dengan orang-orang terdahulu? Mereka juga hadir dalam waktu present di zaman mereka. Hanya saja karena ada gerak sebagai batasan materi maka kita mempersepsinya sebagai masa lampau.**[harjasaputra]