Keuangan dalam kehidupan keluarga ibarat darah dalam tubuh kita. Keuangan keluarga yang kurang ibarat tubuh kurang darah. Kebanyakan uang pun tidak baik, persis dengan penyakit darah tinggi. Orang yang darah tinggi bawaannya emosi tinggi. Keluarga dengan taraf hidup yang kebanyakan uang pun begitu, emosi saja maunya. Emosi ingin beli ini beli itu, bila perlu dibeli sama toko-tokonya, bahkan sama yang jualnya sekalian.
Mengelola keuangan keluarga gampang-gampang susah. Gampang karena teorinya simpel, tapi agak susah mempraktekannya. Saya bukan ahli perencana keuangan seperti Safir Senduk atau pakar lain. Hanya ingin berbagi dari hasil baca sana-sini dan bercerita mengenai bagaimana lika-liku teori itu dipraktekkan.
Teori keuangan keluarga itu cuma 3 hal: Cash flow, Investasi, dan Asuransi:
Aspek pertama adalah pengelolaan Cash flow. Cash flow adalah perbandingan aliran keuangan keluarga dilihat dari pemasukan dengan pengeluaran. Jika pengeluaran lebih banyak dari pemasukan namanya besar pasak daripada tiang. Keuangan keluarga tidak akan seimbang, efeknya adalah membengkaknya hutang, kartu kredit banyak dan tagihan semakin tinggi. Tips aman dalam mengelola keuangan keluarga adalah menerapkan “rem cakram” bagi segala keinginan. Karena jika tidak direm cakram, belum tentu pakem remnya. Keinginan kalau tidak direm akan menimbulkan efek meningkatnya pengeluaran. Harus dibedakan antara keinginan dan kebutuhan. Kebutuhan adalah sesuatu yang jika tidak dipenuhi akan membuat kita binasa. Makan, misalnya, itu kebutuhan karena jika tidak makan maka kita akan kehilangan kesempatan hidup. Tapi membeli TV LED sebagai model baru TV Plasma dengan teknologi pengganti dari TV LCD masih pada tingkat “keinginan” dan “bukan kebutuhan”. Harus pintar-pintar merencanakan kapan keinginan itu dituruti dan kapan tidak.
Perbedaan orang yang berpendidikan dengan yang tidak umumnya dalam aspek cash flow. Banyak orang yang sebenarnya pengasilannya tidak rendah-rendah amat (di atas upah minimum atau gajinya bisa memenuhi kebutuhan minimum) tetapi kurang mampu mengelola cash flow. Punya uang setelah gajian belanja ramai-ramai bersama keluarga makan enak di restoran cepat saji yang harganya tentunya 3 kali lipat dibandingkan makan di warteg. Bukan maksudnya tidak boleh makan enak, toh uangnya sendiri. Tetapi, sangat disayangkan, baru dua minggu setelah gajian sudah pusing mencari pinjaman. Inilah contoh dari lemahnya pengelolaan cash flow.
Tak kalah pentingnya adalah hati-hati dalam berhutang. Maksimal hutang adalah 30 persen dari jumlah pendapatan. Di atas itu sudah warning, karena bunga hutang akan menjadi pengeluaran ekstra. Apalagi jika hutang ke bank disertai kepemilikan kartu kredit, kiamat empat belas jika dua-duanya di kemudian hari bermasalah.
Aspek kedua dari pengelolaan keuangan keluarga adalah “Investasi”. Investasi berfungsi untuk meningkatkan nilai dari uang yang kita miliki. Jika kelebihan uang kita simpan di bawah kasur selama 1 tahun misalnya, nilainya tetap sama dengan saat kita simpan, bahkan bisa berkurang nilainya karena ada inflasi. Tetapi jika uang itu kita investasikan ke emas batangan misalnya, nilainya tentu tidak akan sama. Emas batangan harganya relatif terus meningkat sehingga bisa dijadikan pilihan untuk menginvestasikan uang.
Pengelolaan keuangan keluarga melalui investasi harus dilakukan secara hati-hati, terutama dalam pemilihan saluran mana yang akan digunakan untuk berinvestasi. Jika tidak hati-hati seringkali maksudnya investasi tetapi ujung-ujungnya menjadi pengeluaran di luar dugaan. Kerugian dari investasi akan mengurangi nilai harta, sehingga dihitung sebagai pengeluaran. Pilih media investasi yang aman. Property merupakan media investasi yang menjanjikan, tetapi jika kelebihan uang Anda tidak seberapa, sedangkan Anda belum memiliki asuransi lebih baik jangan memilih investasi di property. Karena property meskipun nilainya terus meningkat, tetapi sifatnya tidak likuid, maksudnya di saat kita membutuhkan darurat tidak bisa dijual secara cepat.
Idealnya memang memiliki asuransi pendidikan, asuransi kesehatan, dan asuransi-asuransi lainnya. Tetapi jika gaji Anda di bawah 10 juta rupiah, premi-premi yang harus dibayar membuat pengeluaran Anda lebih banyak. Mementingkan proteksi yang belum tentu efektif digunakan, tetapi membebani pengeluaran keuangan, maka yang harus diprioritaskan adalah cash flow. Beda lagi cerita jika pendapatan Anda 20 juta ke atas, proteksi dari asuransi bisa dioptimalkan. Tetapi kalau saya boleh berpendapat, daripada memproteksi dengan banyak asuransi lebih baik diinvestasikan, karena nilai tambah dari investasi sama nilainya dengan nilai keuntungan asuransi.
Untuk Anda yang memiliki kendaraan bermotor, seperti motor maupun mobil, asuransi kendaraan merupakan faktor penting. Hal ini bertujuan untuk memproteksi kendaraan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Kendaraan merupakan aset bergerak yang harus dilindungi. Asuransi kendaraan merupakan pilihan untuk memproteksi kendaraan kita. Pilihlah asuransi kendaraan yang profesional, sehingga memberikan kepastian. Contohnya adalah Asuransi Kendaraan dari Adira yang memiliki motto: Adira Asuransi Kendaraan Terbaik Indonesia. Pelayanan Asuransi Adira dalam masalah kendaraan lebih profesional dibanding yang lain. Itu karena Adira telah dikenal luas sebagai jasa finance dan kini melebarkan sayapnya ke bidang asuransi kendaraan sebagai usaha utamanya, sehingga saling melengkapi. Untuk lebih lengkapnya mengenai Asuransi Kendaraan Adira silahkan klik Di Sini.**[harja saputra].
Lihat Komentar
Wah,, makin bnyk saja nih yag pd ngikut kontes..:)
Selmat berjuang yah..:)
slam sukse,,,:)
Pulauweb Web Hosting Murah Indonesia