Fine art photography atau fotografi seni murni sifatnya adalah menyampaikan aspek seni. Seni jelas menyangkut masalah rasa, masalah intuisi, bukan pada ranah logika. Mazhab yang dianut adalah mazhab Plato (alam ide) bukan mazhab Aristoteles (mazhab logika).
Kenapa disebut fine art? Adakah art yang tidak fine? Atau dalam bahasa kitanya: adakah seni yang jelek? Nah namanya juga seni, istilahnya juga harus seni, susah dilogikakan. Fine art itu sendiri adalah “fine art”. Istilah yang nyeni. Jangan heran, kalau penafsiran dari setiap orang berbeda-beda.
Tujuan dari fine art, sekali lagi yang saya pahami, adalah menyampaikan perasaan kepada audiens, bukan menyampaikan berita. Perasaan tidak mudah disampaikan. Foto biasa (foto jurnalistik) bisa menyampaikan pesan apa yang terjadi melalui foto. Tetapi untuk menyampaikan perasaan seperti sedih, indah, hasrat, bahagia, galau, murung, tidak bisa disampaikan dengan foto biasa. Apalagi dengan teks sangat tidak mampu. Makanya kalau dalam teks ada puisi: tujuannya mengatasi keterbatasan teks biasa dalam menyampaikan perasaan. Maka, dalam foto ada fine art photography.
Salah satu aspek utama dalam foto adalah warna. Fine art salah satunya juga bermain di warna selain di bidang, garis, dan elemen lain. Warna terdiri dari ribuan warna. Jika digradasikan bahkan mencapai jutaan warna. Persis seperti perasaan manusia. Perasaan juga berjuta-juta jumlahnya. Perasaan bahagia misalnya, gradasinya juga berjuta-juta. Ada yang bahagia biasa, bahagia yang luar biasa. Itulah teks, hanya ada dua macam kebahagiaan: biasa dan luar biasa. Padahal rasa kebahagiaan kita bergradasi hingga jutaan. Bagi yang menyukai anak-anak, perasaan bahagia di saat melihat anak sendiri bahagianya tentu berbeda tingkatannya dengan melihat anak orang lain. Padahal sama-sama bahagia. Dalam cinta pun begitu. Gradasinya jutaan.
Maka, dalam fotografi ada Infrared fotografi, fotografi yang menampilkan warna yang tidak sesungguhnya. Tujuannya hanya untuk menyampaikan perasaan melalui warna-warna yang uncommon. Warna digunakan sebagai media seni.
Itulah fine art dalam perspektif saya. Setiap orang bebas menafsirkan foto-fotonya yang dapat mewakili keindahan. Tak ada seni yang buruk, tak ada seni yang tak fine.**[harjasaputra]
**Semua foto diambil dari kamera infrared, edited hanya standard swap channel dan auto level (brightnes-contras).
Image Gallery
{gallery}warnaIR{/gallery}
Harja Saputra
Blogger | Serverholic | Empat Anak | Satu Istri | Kontak: me@harjasaputra.com