Kalau saya ditanya: apa itu foto portrait? Susah jawabnya karena definisinya kadang susah diungkapkan. Tapi kalau disuruh menilai suatu foto yang melibatkan orang di dalamnya, terutama dengan subjek tunggal (meskipun portrait tidak mesti tunggal) selalu menilai menarik pada foto yang lebih “ekspresif”. Ekspresi pada foto portrait, menurut saya, adalah segalanya. Foto model pun sebenarnya portrait tetapi fokus pada ekspresi “keindahan”. Dengan demikian, foto portrait cakupannya lebih luas dari foto model.
Tujuan utama dari foto portrait adalah mengabadikan momen dari orang dengan berbagai ekspresi. Karena basis utama manusia adalah perasaan: senang, sedih, malu, putus asa, menderita, menyendiri, dan beragam perasaan lain yang kerap muncul pada raut wajah manusia. Itulah yang ditonjolkan dalam foto portrait.
Foto anak-anak merupakan obyek yang tak lekang oleh waktu, karena keluguan dan ekspresi wajahnya yang memikat naluri kemanusiaan. Foto di atas adalah salah satunya, mengabadikan ekspresi bahagia dari wajah seorang anak. Foto di bawah ini pun foto anak-anak dengan ekspresi yang berbeda.
Ekspresi juga bisa dibuat, obyeknya pokoknya manusia, meskipun manusia bohongan: boneka misalnya. Yang penting dapat menggambarkan perasaan manusia. Di bawah ini adalah foto boneka yang ekspresif.
Untuk modeling, ketika patokannya adalah ekspresi maka hasilnya bukan hanya keindahan tubuh si model tapi juga aspek lain. Kecintaan terhadap bunga misalnya, bisa dijadikan obyek.
Atau, dalam foto pernikahan, aspek ekspresional juga bisa ditonjolkan: keharuan, kegembiraan pada saat acara pernikahan bisa diabadikan dalam genre foto portrait.
Apalagi jika foto portrait disandingkan dengan foto Human Interest (HI), akan susah membedakannya. Karena foto HI pun penekanannya adalah juga ekspresi. Tapi apapun itu namanya silahkan didefinisikan sendiri.**