Ada dua hal yang pasti di dunia ini, pertama kita akan mati dan kedua kita semua punya ibu. Tidak mungkin tidak. Ibu, sosok wanita yang-katanya-lemah tapi tak seorang pun yang bisa terlepas dari pengaruh ibu. Ibu hadir sebagai perantara Tuhan dalam berkreasi mencipta makhluknya yang bernama manusia. Dari ibu terlahir banyak karakter manusia.
Tepat di Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember, saya akan keluarkan stok foto-foto saya yang berhasil dikumpulkan yang terkait dengan “Kasih Ibu”.
Di saat kita lemah tak berdaya, ingatan belum lengkap, gerak pun terbatas, raga masih kecil, siapa yang memberi makan kita? Hanya ibu yang dengan sabar memasukkan makanan ke mulut kita.
Di saat kita tertidur lelap, tidak ingat apa-apa selain kantuk yang menyerang, siapa yang menjaga kita? Ibu. Dengan tangannya yang tanpa kenal lelah siap sedia menggendong menemani kita dalam mimpi indah. Kadang, ibu juga berani menerobos bahaya asal kita tetap aman tertidur.
Ibu jugalah yang mengajari kita untuk mandi. Dengan telaten mengajarkan bagaimana membasahi badan agar bersih. Tanpanya kita tidak mungkin kenal apa yang disebut mandi.
Ibu jua-lah yang setia menggendong di saat kaki kita belum mampu berjalan. Menghibur dan mendendangkan nyanyian meskipun ia tahu tidak bisa bernyanyi, tetapi untuk anaknya ia lakukan semua hal.
Apalagi di saat bahagia, ibu adalah sumber kebahagiaan. Karena ibu bersedia membuat anak-anaknya bagaimana bisa tersenyum. Diajak jalan-jalan ke tempat hiburan atau sebatas membawa ke depan pintu dengan bercerita.
Ibu dan anaknya selalu bersama. Selalu ada ikatan batin jika kemudian berpisah, karena antara ibu dan anak terdapat relasi penciptaan yang tidak dapat dipisahkan. Tak salah jika disebutkan “hormatilah ibumu. Mintalah restu darinya, jika ia restu maka Aku pun restu”, seru Tuhan melalui Nabi-Nya.
“Kasih ibu kepada beta tak terkira sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali.” Selamat hari Ibu.**[harjasaputra]
Foto Gallery: